in

Hari Santri Nasional: Bagaimana Menjadi Santri yang Baik

Ilustrasi santri berdoa (gambar: pixabay.com)

Berdasarkan catatan sejarah, santri memiliki kontribusi besar terhadap negara. Tidak sedikit cendekiawan dalam negeri, dihasilkan melalui proses pembelajaran ala santri.

Hari Santri Nasional diperingati setiap tangal 22 Oktober. Salah satu cara memperingatinya adalah dengan berpikir reflektif, bagaimana menjadi seorang santri yang baik. Dilansir melalui nu.or.id, berikut beberapa sikap yang harus dimiliki santri:

Penjelajah intelektual yang kritis

Sepatutnya santri selalu menerapkan disiplin ilmiah, dari setiap perkataan dan tulisannya. Seperti mengatakan suatu klaim dengan bukti. Sehingga ucapannya dapat dipegang, serta tidak mengerah kepada kabar bohong (hoax).

Moderat dan toleran

Sudah sewajarnya bagi santri untuk lebih bijaksana dalam menghadapi perbedaan. Termasuk dalam menghadapi perbedaan pandangan terhadap sesuatu.

Santri tidak mudah menyalahkan dan menghakimi orang lain, atas keputusan dan tindakannya. Jika ada santri yang tidak menerapkan nilai-nilai toleransi, maka tidak mencerminkan ajaran dari pesantren itu sendiri.

Mencintai tanah air

Santri harus memiliki kecintaan terhadap tanah airnya. Dalam konteks Indonesia, santri harus berpegang teguh kepada dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Sebab dibalik negara yang damai, terdapat kemudahan beribadah di dalamnya.

Mandiri

Selama menjalani pendidikan di pesantren, santri telah dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri. Baik dalam belajar, maupun dalam menghadapi permasalahan. Maka sudah sewajarnya bagi santri agar bisa hidup mandiri, dimanapun berada.

Visioner

Santri dilatih agar memiliki pandangan hidup ke depan, dengan akar nilai-nilai Islam yang kuat di dalam diri. Sudah sepatutnya bagi santri, untuk memiliki pandangan visioner dalam menjalani kehidupan. Serta bermanfaat untuk sesama manusia dan makhluk hidup lainnya.