in

Sejarah Rivalitas Manchester United dan Liverpool, Bermula dari Kebijakan Ekonomi Politik Antar Kota

Ilustrasi rivalitas Manchester United dan Liverpool (gambar: bola.com)

Pekan ke-9 Liga Primer Inggris mempertemukan Manchester United kontra Liverpool. Meski bermain di kandang, David de Gea harus rela memungut bola sebanyak 5 kali dari dalam jaring gawangnya.

Pertandingan yang berlangsung pada Minggu, 24 Oktober 2021 pukul 22.30 WIB tersebut, menjadi ajang pembuktian kehebatan Liverpool. Pasalnya, mereka berhasil mengalahkan Manchester United dengan skor telak 5-0.

Pertemuan Pertama MU dan Liverpool

Persaingan Manchester United dengan Liverpool, tertuang dalam sebuah Derbi Barat Laut (North-West Derby). Persaingan kedua klub tersebut memiliki sejarah yang panjang. Dilansir melalui beberapa sumber, berikut penjelasannya:

Keduanya merupakan tim Inggris tersukses, dalam kancah domestik maupun internasional. Tak heran, rivalitas keduanya berlangsung sejak abad 19 hingga saat ini.

Pertemuan pertama mereka terjadi pada laga play-off untuk memperebutkan tiket menuju First Division Liga Inggris.

Karena pada saat itu MU berakhir menjadi juru kunci First Division, sedangkan Liverpool berhasil memuncaki Second Division. Liverpool berhasil mengalahkan Manchester United, dengan skor 2-0.

Dari Ekonomi Politik Menuju Lapangan Hijau

Pada awalnya, rivalitas MU dan Liverpool berkaitan dengan faktor ekonomi politik antara Kota Manchester dan Liverpool.

Pada abad 19, hubungan antara Kota Manchester dengan Liverpool relatif baik. Pasalnya, Liverpool dikenal sebagai kota yang memiliki pelabuhan yang besar. Sedangkan Manchester merupakan kota pertama dengan perekonomian yang maju, setelah revolusi Inggris.

Pada akhir 1878, keharmonisan hubungan mereka mulai goyah. Manchester tidak suka terhadap Liverpool, karena telah menerapkan tarif tinggi untuk jalur distribusi barang-barang hasil produksi mereka.

Akhirnya Manchester membuat sendiri pelabuhan milik mereka. Untuk mendistribusikan barang-barang hasil produksi Kota Manchester. Distribusi hasil barang-barang ke seluruh dunia tersebut, mulai dilakukan sejak tahun 1894.

Dari situ, penduduk kedua kota tersebut mulai saling membenci. Kebencian tersebut dituangkan dalam ranah sepakbola, yang panasnya dapat dirasakan hingga saat ini.