in

Terungkap, Benua Pertama Muncul Sekitar 3,3 Miliar Tahun Silam

Benua pertama. Foto: Ron Blakey, Colorado Plateu Geosystems

Studi terbaru mengungkap jika benua-benua pertama di Bumi, yang dikenal sebagai kraton, muncul di lautan antara 3,3 miliar dan 3,2 miliar tahun yang lalu. Studi terkait telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Temuan ini memberikan persepsi baru karena sebelumnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kemunculan kraton dalam skala besar terjadi sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu. Hal ini terungkap setelah para peneliti menemukan batuan sedimen yang berasal dari era tersebut.

Batuan yang berasal dari pecahan batuan lain yang telah mengalami erosi dan pelapukan semacam ini, hanya bisa terbentuk begitu daratan menembus permukaan lautan awal Bumi.

Melansir Live Science, Rabu (10/11/2021), untuk studi baru ini, para peneliti melakukan perjalanan ke Singhbhum Craton (Kraton Singhbhum) yang terletak di India timur.

Tim peneliti kemudian mengekstrak butiran kecil mineral yang dikenal sebagai zirkon dari sedimen Singhbhum. Dengan menembakkan laser kepada zirkon, para peneliti kemudian mengukur jumlah relatif elemen yang dilepaskan dan dapat memperkirakan usia bebatuan.

Analisis sedimen menunjukkan benua stabil pertama mulai muncul di atas permukaan laut antara 3,3 hingga 3,2 miliar tahun yang lalu. Namun, apa yang mendorong kemunculannya?

Tim peneliti pun mengambil sampel batuan beku yang terbentuk melalui kristalisasi magma panas. Batuan ini terletak tepat di bawah batuan sedimen kraton dan membentuk semacam ruang bawah tanah untuk kraton.

Setelah itu, para peneliti mengkodekan informasi tekanan dan suhu ketika sampel batuan pertama kali terbentuk. Dengan mempertimbangkan komposisi kimia itu, tim kemudian membangun pemodelan untuk menciptakan kembali kondisi yang membentuk dan mendorong bebatuan ke permukaan air.

Pemodelan menunjukkan bahwa sekitar 3,3 hingga 3,2 miliar tahun yang lalu, gumpalan panas magma di bawah kerak menyebabkan bagian-bagian kraton menebal dan diperkaya dengan bahan ringan seperti silica dan kuarsa.

Proses tersebut meninggalkan kraton yang secara fisik tebal, tetapi ringan secara kimiawi dibandingkan dengan batuan yang lebih padat di sekitarnya.

Dengan demikian, menurut Priyadarshi Chowdhury penulis utama studi dari Monash University, itu dapat mengangkat massa tanah ke atas dan pada akhirnya muncul ke permukaan air.

Meski begitu, tetap ada pertanyaan besar yang belum terjawab, tepatnya berapa banyak daratan yang tersingkap pada satu waktu dan berapa lama daratan ini tetap berada di atas air. Itu masih menjadi misteri.

Akan tetapi, Chowdhury mencatat jika memang benua itu kembali tenggelam setelah sempat muncul di atas air, daratan ini akan memicu perubahan signifikan di permukaan.

Perubahan ini, misalnya kemunculan pertama daratan di Bumi akan memulai proses seperti pelapukan dan erosi, yang kemudian membawa unsur-unsur seperti fosfor ke laut dan menyediakan bahan utama bagi bentuk kehidupan pertama planet ini, yakni cyanobacteria atau ganggang biru-hijau.

Cyanobacteria ini yang kemudian mengisi lautan dan, melalui fotosintesis, memasukkan oksigen ke atmosfer.

Sebelum oksigen menjadi komponen utama atmosfer bumi, sekitar 2,45 miliar tahun lalu; ada bukti yang menunjukkan bahwa kepulan oksigen bermunculan di Bumi.

Kepulan itu mungkin terkait dengan kemunculan pertama kraton, di mana ganggang muncul di dekat daratan dan meningkatkan kadar oksigen dalam skala lokal.

Pada saat yang sama, pelapukan bahan seperti silika di darat, akan menarik karbon dioksida dari atmosfer dan mendinginkan planet ini dalam skala regional.