in

Tips Mengasuh Anak agar Makin Cerdas

Ilustrasi mengasuh anak. Foto: Freepik

Orang tua pasti ingin membesarkan anak-anak yang cerdas, percaya diri, dan sukses. Namun untuk mencapai hal ini, orang tua juga harus memiliki pola pengasuhan terbaik.

Psikolog anak Francyne Zeltser mengatakan saat ini gaya pengasuhan anak dibagi dalam empat kategori utama, yakni authoritative parenting (pola asuh berwibawa/otoritatif), authoritarian parenting (pola asuh otoriter), neglectful parenting (pola asuh lalai), dan indulgent parenting (pola asuh ramah).

Terkadang ada orang tua yang menggunakan satu atau lebih gaya asuh yang berbeda pada waktu yang berbeda pula. Ini tergantung pada situasi dan konteksnya.

Namun sebuah penelitian memaparkan bahwa gaya pengasuhan otoritatif atau berwibawa memiliki efek terbaik kepada anak. Terutama dalam hal akademik, sosial-emosional, dan perilaku.

Mirip dengan otoriter yang berharap banyak dari anak-anak mereka, tetapi orang tua otoritatif lebih berharap kepada pembentukan perilaku anak-anak mereka. Lalu seperti apa pola asuh otoritatif?

Zeltser mengatakan orang tua yang otoritatif mendukung dan selaras dengan kebutuhan anak-anak mereka. Mereka membimbing anak-anak mereka melalui diskusi terbuka dan jujur untuk mengajarkan nilai-nilai dan penalaran.

“Seperti orang tua yang otoriter, mereka menetapkan batasan dan menegakkan standar. Tetapi tidak seperti orang tua yang otoriter, mereka jauh lebih mengasuh,” kata Zeltser, dikutip dari CNBC .

Beberapa ciri umum orang tua otoritatif adalah responsif terhadap kebutuhan emosional anak mereka, sekaligus memiliki standar yang tinggi. Mereka juga sering berkomunikasi dan pertimbangkan pikiran, perasaan, dan pendapat anak mereka.

Orang tua juga membiarkan konsekuensi alami terjadi, tetapi gunakan kesempatan itu untuk membantu anak mereka berefleksi dan belajar. Termasuk menumbuhkan kemandirian dan penalaran serta sangat terlibat dalam kemajuan dan pertumbuhan anak.

“Studi telah menemukan bahwa orang tua yang otoritatif lebih mungkin untuk membesarkan anak-anak yang percaya diri yang mencapai kesuksesan akademis, memiliki keterampilan sosial yang lebih baik dan lebih mampu dalam pemecahan masalah,” jelasnya.

Alih-alih selalu datang untuk menyelamatkan anak mereka seperti pola asuh permisif, orang tua otoritatif akan membiarkan anak-anak mereka melakukan kesalahan.

“Ini menawarkan anak-anak kesempatan untuk belajar sambil memberitahu bahwa orang tua akan ada di sana untuk mendukung anak,” imbuhnya.

“Pengasuhan yang otoritatif juga sangat membantu ketika menghadapi konflik, karena cara kita belajar menghadapi konflik di usia muda memainkan peran besar dalam cara kita menangani kerugian kita atau seberapa tangguh kita dalam kehidupan dewasa kita,” tambahnya.

Meski orang tua otoritatif juga menetapkan batasan, mereka tidak menuntut buta. Mereka mengharapkan anak-anak mereka dapat berperilaku bertanggung jawab, kata Zeltser.

“Mereka berkomunikasi dan bernalar dengan anak, yang dapat membantu menginspirasi kerja sama dan mengajari anak-anak alasan di balik aturan,” katanya.

Meskipun para ahli memberikan pujian yang paling besar kepada orang tua yang otoritatif, penting untuk dicatat bahwa hanya menggunakan satu metode tidak selalu menjamin hasil yang positif.

Zeltser mengatakan orang tua jangan hanya fokus pada hukuman. Mereka harus mendukung dan benar-benar mendengarkan anak mereka. Membantu mereka membentuk nalar dan masuh dalam proses, sehingga mereka dapat tumbuh dan belajar sendiri.