in

Orang Ber-IQ Tinggi Disebut Kurang Bahagia, 10 Penyebabnya

Ilustrasi. Foto: Pexels

Menurut ahli, intelligence quotient atau IQ tinggi dapat mendorong kesuksesan pelajar di sekolah hingga pencapaian karier ke depan. Tidak heran, orang tua, siswa, hingga profesional mencoba menggali dan menerapkan strategi untuk meningkatkan IQ dan kecerdasan.

Di sisi lain, memiliki IQ tinggi juga punya dampak bagi kebahagiaan. Dilansir dari Psychology Today, sejumlah penelitian mendapati orang dengan IQ tinggi tidak jadi lebih puas dengan hidupnya.

Penelitian ilmuwan pendidikan dan psikologi dari Universitas Clark AS Lewis Madison Terman mendapati, dalam sejumlah kasus, orang dengan IQ tinggi justru malah tidak cukup bahagia dengan hidupnya.

Psikolog klinis dan penulis Leon F. Seltzer Ph.D. menuturkan, para ahli yang meneruskan penelitian Terman lalu mendapati sejumlah hal yang membebani orang-orang dengan IQ tinggi.

Seltzer mengatakan, faktor-faktor tersebut rupanya berpengaruh pada rasa bahagia yang kurang dirasakan orang-orang dengan kecerdasan tinggi. Berikut di antaranya.

  1. Ekspektasi Tinggi pada Diri Sendiri

Orang yang sangat cerdas umumnya tahu dirinya cerdas. Kondisi ini membuat orang dengan IQ tinggi rentan membuat ekspektasi yang tinggi untuk dirinya sendiri dan sering tidak tercapai. Pencapaian di bawah ekspektasi ini cenderung membuat mereka kecewa dan rentan depresi.

Di samping itu, pencapaian di bawah ekspektasi orang lain juga menjadi beban tambahan bagi orang dengan kecerdasan tinggi.

  1. Rentan dengan Masalah Kecemasan

Orang dengan IQ tinggi cenderung lebih banyak berpikir tentang hal negatif yang mereka alami terus-menerus, berulang-ulang, untuk mengidentifikasi apa yang salah. Kecenderungan ini rentan membuat orang cerdas tersebut terobsesi dengan hal-hal yang dipandang orang lain remeh atau tidak masalah.

  1. Tidak Selalu Keputusan Lebih Baik

Penelitian mendapati, orang dengan IQ tinggi tidak lepas dari bias dan asumsi. Bias personal ini memengaruhi objektivitas mereka dan pembuatan keputusan yang tepat.

  1. Prokrastinasi dan Meninggalkan Hal Baru

Orang dengan IQ tinggi mudah mencerna pelajaran saat muda. Karena itu, orang-orang cerdas tersebut rentan tidak mengembangkan kebiasaan bekerja keras dan tekun, yang merupakan kunci dasar kinerja yang sangat baik.

Seltzer menuturkan, kecenderungan orang dengan IQ tinggi untuk tidak perlu berjuang keras dalam mempelajari hal baru di masa muda membuatnya rentan pada prokrastinasi.

Di samping itu, orang dengan IQ tinggi juga punya kecenderungan untuk meninggalkan proses belajar tersebut sama sekali karena tampak terlalu sulit atau terlalu jauh di luar zona nyaman.

  1. Rentan Mengesampingkan Emosi

Karena cenderung berpikir terus-menerus, orang dengan IQ tinggi rentan mengesampingkan emosi. Karena itu pula, perasaan yang sebenarnya dapat mereka ungkapkan dengan fasih jadi tidak disampaikan.

  1. Susah Menahan Diri untuk Tidak Mengoreksi Orang

Karena terbiasa mengerjakan sesuatu dengan benar dan tepat, orang dengan IQ tinggi cenderung susah menahan diri untuk tidak mengoreksi orang lain. Hal ini tidak jarang menyebabkan orang lain malu, kesal, atau tersinggung dengan kecenderungan tersebut.

  1. Susah Merawat Pertemanan

Bagi orang lain, menurut Seltzer, umumnya susah untuk merasa nyaman di dekat orang yang jauh lebih cerdas dari kecerdasan kita. Apalagi, jika teman dengan IQ tinggi itu susah menahan diri untuk tidak terus-menerus menunjukkan pengetahuan dan kecakapannya yang superior.

Karena itu, orang dengan IQ tinggi perlu belajar kerendahan hati dalam aspek intelektual untuk merawat pertemanan. Jika tidak, maka hubungan pertemanannya jadi tidak bertahan lama.

  1. Cepat Hilang Sabar Jika Orang Tidak Memahaminya

Orang dengan IQ tinggi cenderung mudah hilang kesabaran dan jadi frustrasi bila sesuatu yang ia ceritakan disalahpahami atau tidak kunjung dimengerti, meskipun sudah berusaha disederhanakan.

Meskipun tidak sengaja, situasi ini membuat orang lain merasa rendah diri, sehingga orang dengan IQ tinggi jadi punya sifat yang tidak menarik. Orang-orang pun jadi lebih enggan bergaul dengan mereka, sementara orang dengan IQ tinggi jadi merasa bersosialisasi tidak membuat lebih bahagia.

  1. Selera Humor yang Berbeda

Orang dengan IQ tinggi bisa dengan cepat mendapat intisari sebuah lawakan. Di sisi lain, pengetahuan mereka membuat lawakan orang lain bisa tampak hambar, tegang, atau basi. Agar terlihat menyatu dengan orang lain, mereka jadi merasa berkewajiban memalsukan tawa.

  1. Terisolasi secara Sosial

Jika tidak mendapati teman dengan mentalitas sama, orang dengan kecerdasan tinggi cenderung memilih sendiri ketimbang merasa kesepian di tengah orang-orang, dan terkadang menjadi depresi.