in

Teknik Pembuatan Lukisan Cadas Papua yang Ada Sejak 3000 Tahun Lalu

Ilustrasi cadas Papua

Borobudur Writers and Culture Festival (BWCF) mengupas Situs Megalitik Tutari yang berada di Danau Sentani Barat, Doyo Lama, Jayapura, Papua.

Pihaknya mengungkap lukisan cadas di Papua awalnya diketahui dari tulisan-tulisan yang dibuat oleh para pedagang, pelayar, pejabat atau pegawai pemerintah Belanda, dan para penjelajah asing yang melintas atau singgah di daerah yang terdapat lukisan cadas.

“Catatan-catatan tersebut memuat tentang keterangan mengenai keberadaan gambar cadas dan spekulasi makna yang tidak bersifat ilmiah,” ujar BWCF lewat keterangan tertulis beberapa waktu lalu (22/11/2021).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa lukisan-lukisan cadas di Papua yang diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun lalu itu dibuat dengan teknik cap, sembur/semprot, lukis, garis, gores, dan pahat.

Untuk seni cadas yang dibuat dengan teknik cap, sembur/semprot, lukis dan garis menggunakan zat berwarna merah, kuning, putih, dan hitam.

“Gambar yang dihasilkan berupa gambar manusia, geometris, flora, fauna, dan benda-benda budaya,”tandasnya.

Selain itu media lukis cadas di Papua adalah dinding-dinding tebing karst, dinding gua, dinding ceruk, dan bongkahan-bongkahan batu berukuran besar.

Diperkirakan lukisan cadas di Papua sudah ada sejak masa pra-aksara, pada periode neolitik dan terus berkembang dalam tradisi megalitik, salah satunya adalah Situs Megalitik Tutari.

Situs Megalitik Tutari merupakan peninggalan nenek moyang sekaligus menjadi kapsul waktu untuk mengetahui kondisi peradaban dan alam saat itu.

Lukisan megalitik Tutari dibuat oleh masyarakat Suku Tutari yang diperkirakan hidup sekitar 600 tahun lalu di Danau Sentani Barat. Namun demikian, Suku Tutari saat ini sudah dinyatakan punah.

Nama Tutari dalam Bahasa Sentani memiliki arti yaitu ‘Tu’ yang artinya matahari dan ‘Tari’ yang artinya putaran. Tutari kemudian juga dijadikan sebagai nama bukit tempat peninggalan Suku Tutari berada.

Kawasan Bukit Tutari dikelilingi oleh sejumlah batu tegak, serta deretan bongkahan-bongkahan batu yang dilukis dengan cara digores dalam berbagai motif seperti manusia, flora dan fauna endemik Danau Sentani, benda budaya, dan geometris.