in

Burung yang Migrasi Tahan Cuaca dan Jarak Ekstrem, Ini Alasannya

Migrasi burung. Foto: Hewan Pedia

Migrasi burung merupakan pergerakan populasi burung dari tempat berkembangbiak menuju tempat mencari makan pada waktu tertentu setiap tahun. Migrasi dilakukan saat iklim di tempat asalnya tidak memungkinkan untuk mendapatkan makanan.

Saat bermigrasi, burung akan menempuh jarak dan cuaca ekstrem. Studi terbaru berhasil mengungkap cara burung bertahan selama migrasi berlangsung.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology telah menemukan cara tak terduga agar burung yang bermigrasi tetap tenang selama perjalanan yang sulit. Hasil penelitian menunjukkan, migrasi cenderung dilakukan oleh spesies burung dengan warna bulu lebih terang.

“Kami menemukan di hampir semua spesies burung, spesies yang bermigrasi cenderung berwarna lebih terang daripada spesies yang tidak bermigrasi,” kata Kaspar Delhey dari Max Planck Institute for Ornithology, Seewiesen, Jerman, dilansir dari Science Daily, Selasa (7/12/2021).

Para peneliti berpendapat bahwa warna burung yang lebih terang dipilih pada spesies yang bermigrasi karena mengurangi risiko kepanasan saat terkena sinar matahari. Permukaan yang lebih terang akan menyerap lebih sedikit panas daripada yang lebih gelap.

“Seperti yang dapat dibuktikan oleh siapa pun yang mengenakan pakaian gelap di hari yang cerah! Ini akan menjadi sangat penting. Untuk migran jarak jauh yang melakukan penerbangan ekstensif di mana mereka tidak dapat berhenti untuk beristirahat di tempat teduh,” lanjutnya.

Delhey mencatat bahwa banyak faktor yang mempengaruhi warna burung dan warna terang hanyalah salah satu dari banyak cara agar burung yang bermigrasi dapat menghindari kepanasan.

Delhey dan rekan-rekannya telah mempelajari efek iklim pada warna burung. Studi mereka sebelumnya menunjukkan bahwa, secara umum, burung berwarna lebih terang ditemukan di tempat dengan suhu tinggi dan sedikit naungan. Bulu yang lebih ringan membantu mereka tetap dingin di bawah terik matahari.

Dalam studi lain, beberapa burung terbang di ketinggian yang jauh lebih tinggi di siang hari dibandingkan di malam hari. Kemungkinan mereka terbang lebih tinggi di tempat yang lebih dingin, akan mengimbangi panas yang diserap oleh bulu ketika matahari bersinar.

Untuk mengetahui apakah spesies yang bermigrasi mengembangkan bulu yang ringan, para peneliti mengukur kecerahan bulu secara keseluruhan dari 0 = hitam hingga 100 = putih untuk semua spesies burung. Mereka menggunakan gambar burung dari Buku Pegangan Burung Dunia.

Selanjutnya, mereka membandingkan data tentang pewarnaan dengan perilaku migrasi spesies, sambil mengontrol faktor lain yang diketahui mempengaruhi warna bulu. Secara keseluruhan, temuan menunjukkan bahwa spesies burung semakin kecil saat mereka bermigrasi lebih banyak.

Temuan ini merupakan pengingat lain tentang peran penting faktor suhu dan iklim secara lebih luas dalam membentuk evolusi warna hewan, seperti burung.

Mereka juga memiliki implikasi yang jelas untuk memahami dampak pemanasan global dan potensi respons evolusioner adaptif, kata para peneliti.