Persebaran fauna di Indonesia dibagi dengan garis Wallace, Weber, dan Lydeker. Dikutip dari buku Geografi Sejarah Indonesia tulisan Yulia Siska, garis Wallace memisahkan flora-fauna di Indonesia barat (Landas Kontinen Sunda) dan timur.
Kemudian, garis Weber memisahkan membagi flora-fauna di Landas Kontinen Sahul dan timur (wilayah tengah dan timur). Sedangkan garis Lydeker membagi flora-fauna di Landas Kontinen Sahul dengan area Australis karena ditemukan kekhasan, terutama di Maluku-Halmahera.
Garis-garis inilah yang membuat wilayah di Indonesia punya satwa-satwa yang khas, contohnya jenis burung ini. Burung tersebut mempunyai telur yang berwarna hijau. Bisa tebak burung apa?
Di dunia ini memang ada beberapa jenis burung yang telurnya berwarna cerah. Mengutip dari ensiklopedia ThoughtCo., misalnya burung American Robin yang telurnya berwarna biru. Indonesia juga memiliki yang seperti itu. Dia adalah burung kasuari.
Dikutip dari Discover Wild Life, burung kasuari punya telur berwarna hijau karena biliverdin, yaitu pigmen umum yang ditemukan pada cangkang telur burung.
Warna telur ini bermanfaat bagi burung kasuari yang sarangnya ada di tanah karena bisa digunakan untuk berkamuflase dengan vegetasi di sekitarnya. Sehingga, telur-telur mereka bisa terhindar dari pemangsa.
Para kasuari betina akan bertelur kira-kira empat butir lalu pergi. Sedangkan si jantan akan bertanggung jawab mengerami telur-telur itu dan membesarkan anak mereka. Musim kawin burung ini sendiri bertepatan sekitar bulan Juni hingga Oktober.
Ciri-ciri Burung Kasuari
Nama burung kasuari diambil dari bahasa Papua, yakni kasu yang artinya bertanduk dan wari yang artinya kepala. Di kepala burung ini ada bagian berongga yang terbuat dari keratin.
Burung kasuari yang masih hidup saat ini tinggal tiga spesies. Mereka adalah kasuari selatan (Causarius casuarius), kasuari utara (C. unappendiculatus), dan kasuari kurcaci (C. bennetti).
Kasuari selatan tinggal di Indonesia, timur laut Australia, dan selatan Papua Nugini. Habitat mereka di hutan hujan tropis yang lebat. Kasuari selatan ini adalah burung berpenampilan prasejarah. Kepala dan lehernya biru tua dan punya pial merah cerah, juga bulunya hitam.
Kasuari selatan adalah burung tertinggi nomor tiga di Bumi setelah burung unta dan emu. Dia bisa mencapai tinggi enam kaki.
Beratnya sendiri adalah yang nomor dua di dunia setelah burung unta. Betinanya bisa memiliki bobot 76 kilogram, lebih besar dari kasuari jantan yang bobotnya mencapai 55 kilogram.
Meski ukurannya besar, burung kasuari biasanya pemalu dan tertutup. Dia bersikap agresif hanya jika merasa terancam seperti burung lainnya. Saat merasakan potensi bahaya, mereka akan melompat dan menyerang dengan cakar yang panjangnya 12 cm.
Burung kasuari tidak bisa terbang layaknya burung unta, emu, dan sebagainya. Mereka punya tulang dada rata yang tidak dapat menopang otot untuk terbang.
Sebagian besar kasuari adalah pemakan buah-buahan yang jatuh ke tanah. Tetapi, mereka juga bisa memangsa vertebrata kecil jika memang ada.
Burung kasuari, baik jenis selatan, utara, maupun kurcaci, sama-sama termasuk dalam spesies Least Concern dalam International Union for Conservation Nature (IUCN) Red List.
Jumlah populasi kasuari selatan sendiri lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan. Inilah yang membuatnya dikeluarkan dari kategori Vulnerable di tahun 2016 menjadi Least Concern pada 2018.
Meski begitu, jumlahnya di Australia tetap menurun karena hilangnya habitat. Sedangkan di Indonesia dan di Papua Nugini, populasi hewan ini terancam karena orang memburu dagingnya.