in

SpinLaunch Sukses Luncurkan Roket ke Luar Angkasa Tanpa Bahan Bakar

Ilustrasi peluncuran roket. Foto: Shutterstock

Sebuah startup membuat terobosan dengan berhasil meluncurkan roket ke luar angkasa tanpa menggunakan bahan bakar. Bagaimana caranya?

Sejak teknologi luar angkasa makin berkembang, penggunaan roket ramah lingkungan dan berbiaya rendah terus diupayakan. Para ilmuwan terus mempertanyakan apakah ada cara yang lebih baik untuk pergi ke luar angkasa dibandingkan menggunakan roket.

High Altitude Research Project (HARP) militer AS membuktikan lebih dari 50 tahun yang lalu bahwa roket tidak membutuhkan bahan bakar untuk mencapai orbit.

HARP berhasil menembakkan rudal balistik menggunakan tabung senjata raksasa. Alternatif lain untuk mencapai luar angkasa adalah menggunakan balon besar.

Namun nyatanya, roket bertenaga bahan bakar telah mendominasi eksplorasi luar angkasa sejak awal. Nah, sebuah startup bernama SpinLaunch, menempatkan roket ke orbit menggunakan nol bahan bakar nol alias tidak perlu bahan bakar sama sekali.

Caranya, SpinLaunch menggunakan centrifuge yang berputar pada 5.000 mil per jam dan kemudian melepaskannya. NM, roket jenis baru tersebut, diluncurkan dengan kecepatan supersonik pada 22 Oktober lalu, di Space Port America.

Yang bisa didengar hanyalah ledakan sonik yang keras, tidak ada semburan bahan bakar. Kemudian, roket menghilang ke orbit rendah Bumi.

Startup SpinLaunch mengatakan bahwa itu adalah hari dimana Suborbital Accelerator mereka hidup dan membuat terobosan. Suborbital Accelerator adalah centrifuge vakum baja 1.000 ton yang berputar hingga 5.000 mil per jam sebelum melepaskan dan meluncurkan kendaraan luar angkasa sonik.

Inovasi berukuran lebih besar dari Patung Liberty ini, di dalamnya terdapat ruang vakum panjang tempat sebuah “lengan” berputar. Lengan ini menggunakan kekuatan dari energi kinetik untuk memutar roket.

Nantinya, saat kecepatan yang diinginkan tercapai, roket akan dilepaskan dan ditembakkan secara cepat ke udara. Jadi, seperti itu caranya.

“Ini adalah cara yang sangat berbeda untuk mempercepat proyektil dan meluncurkan kendaraan dalam kecepatan hipersonik menggunakan sistem berbasis darat,” kata CEO SpinLaunch Jonathan Yaney, seperti dikutip dari CNBC.

Peluncuran terbaru Spinlaunch bukan sekadar demonstrasi teknologi. Perusahaan sedang mengembangkan mesin yang lebih besar, Orbital Accelerator.

Mereka juga telah meneliti dan mengembangkan teknologi satelit yang diperlukan untuk mempertahankan putaran kecepatan tinggi dan Gs ekstrim yang dihasilkan oleh mesin peluncuran mereka. Alhasil, SpinLaunch nantinya bisa mengorbitkan satelit hingga kelas 200 kilogram.

Keberhasilan SpinLaunch tentu saja menghebohkan industri luar angkasa. Pasalnya, peluncuran luar angkasa itu mahal bisa berkisar dari USD 100 juta hingga USD 700 juta. Namun SpinLaunch dapat menyelesaikan pekerjaan hanya dengan setengah juta.

“Ini adalah cara fundamental baru untuk mencapai luar angkasa. Tidak hanya mengurangi biaya, tetapi dapat meluncurkan beberapa kali setiap hari,” ujar Yaney.

Saat ini desain Suborbital Accelerator buatan SpinLaunch masih dalam bentuk prototipe. Ke depannya, mereka akan melakukan serangkaian tes dengan kendaraan yang berbeda sepanjang 2022, dengan sekitar 30 uji coba penerbangan orbit Bumi.

SpinLaunch menargetkan peluncur roketnya akan menerbangkan satelit dan kendaraan luar angkasa lain pada 2025 mendatang.