Beberapa kucing terkenal tidak terlalu menunjukkan apa yang dirasakannya secara fisik. Hal inilah yang terkadang membuat pemiliknya sulit mengetahui seperti apa kesehatan emosi dan mental kucing peliharannya.
Saat kucing menggigit, bisa saja perilaku itu mengindikasikan bahwa sahabat bulu sedang merasa cemas atau meminta agar pemilik menghentikan apa yang mereka lakukan.
Dikutip dari Daily Paws bahwa kucing bisa merasakan kecemasan. Namun, penyebab kecemasan pada kucing cukup beragam.
Mulai dari, perubahan lingkungan, pemilik yang pergi seharian atau terlalu sering di dalam rumah, hingga perjalanan menuju klinik dokter hewan. Sebelum menilik lebih jauh, perlu diketahui bahwa kecemasan tidak hanya dirasakan manusia, tapi juga hewan.
Haylee Bergeland, Founder dan Executive Director di Animal Assistant Professional sekaligus anggota Daily Paws Advisory Board, mengatakan, sering terjadi kesalahpahaman tentang kecemasan pada hewan dan manusia.
Adapun, menurut Bergeland, faktor salah paham terkait kecemasan ini mengacu pada apa yang sebenarnya sedang terjadi.
“Kecemasan adalah ketakutan atau antisipasi yang diasosiasikan dengan ancaman yang dirasakan. Kecemasan adalah kegelisahan, kekhawatiran—seluruh perasaan tentang apa yang bisa terjadi,” jelas Bergeland.
Sebagai contoh, kucing atau anjing yang merasa cemas dengan perpisahan, akan merasakan emosi yang buruk saat menangkap sinyal yang menunjukkan bahwa pemiliknya akan pergi.
Bisa juga kucing cemas saat melihat kandang mereka dikeluarkan dari lemari. Dalam hal ini, kandang itu merupakan ancaman yang dirasakan.
“Bisa berarti mereka akan ditempatkan di sana atau dibawa ke dokter hewan, salon hewan, atau kemana pun,” kata Bergeland.
Namun, kucing tidak tahu akan dibawa ke mana, kapan, dan bagaimana. Inilah yang membuat ketakutan berubah menjadi kecemasan.
Penyebab kecemasan pada kucing
Tarina L. Anthony, praktisi pengobatan eksklusif untuk kucing, dan pemilik Aurora Cat Hospital and Hotel di Aurora, Colorado, Amerika Serikat, menjelaskan kecemasan bisa berkembang pada kucing jika ada perubahan pada rutinitas mereka.
“Bepergian, orang-orang baru di rumah, hewan peliharaan baru, dan lainnya. Kembang api dan suara kencang juga bisa memicu kecemasan dan ketakutan pada kucing,” ungkap Anthony.
Selain itu, ada beberapa alasan yang berpotensial memicu kecemasan pada kucing, yaitu:
- Predisposisi genetik terhadap kecemasan.
- Kurang bersosialisasi, terutama pada kucing yang diadopsi atau kucing liar.
- Riwayat trauma atau pengalaman hidup lainnya yang buruk. Misalnya, sering berpindah rumah.
- Memiliki masalah dengan kesehatan fisik atau perkembangan.
- Memiliki kondisi yang terjadi secara bersamaan seperti depresi.
Bergeland mengatakan, ada kemungkinan kecemasan pada kucing dipicu beberapa kombinasi seperti masalah genetik, trauma, dan kurang bersosialisasi.
Beberapa teori mengatakan, kucing yang lebih dekat dengan pemiliknya akan merasakan kecemasan akan perpisahan yang lebih besar. Hal ini sulit ditentukan secara spesifik berdasarkan jenisnya karena ada beberapa penyebab potensial yang telah disebutkan.
Namun, DVM 360 menyebutkan, ada beberapa jenis kucing yang mudah untuk dekat dengan pemiliknya, yaitu Burma, kucing bulu pendek dan bulu panjang domestik, Maine coon, Ragdoll, dan Siam.
VCA Hospitals Amerika Serikat menambahkan, efek penuaan dapat meningkatkan ketakutan atau kecemasan pada kucing.
“Perubahan ini dapat mengubah cara hewan peliharaan merasakan atau merespons suatu stimulus,” tutur mereka.
Jadi, kucing-kucing yang lebih tua mungkin lebih membutuhkan perhatian dan kasih sayang ekstra guna meringankan aspek transisi dalam lingkungan mereka.
Pemilik kucing senior juga harus ekstra sabar ketika menghadapi kondisi kesehatan lebih lanjut yang dialami kucing peliharaannya.
Pertanda kucing mengalami kecemasan
Anthony mengatakan tanda-tanda dan gejala adanya kecemasan pada kucing bervariasi. Namun, ada beberapa yang umum terlihat.
Mulai dari, lebih sering mengumpat dari biasanya, gemetar atau meringkuk ketakutan, memukul atau menggigit secara defensif, terjadi peningkatan pada detak jantung, temperatur tubuh, dan tekanan darah, hingga mengalami masalah gastrointestinal seperti nafsu makan yang berkurang dan muntah.
“Selanjutnya, kucing yang cemas biasanya cenderung mengalami kondisi medis lain, di antaranya penyakit saluran pernapasan atas atau radang kandung kemih,” imbuh Anthony.
Bergeland menambahkan, penting bagi pemilik kucing untuk memahami jangkauan emosi kucing. Caranya, belajar memecahkan kode bahasa dan kebiasaan unik mereka.
Dia menemukan banyak orang menyatukan rasa gugup, cemas, dan takut menjadi satu saat berhubungan dengan hewan. Padahal, perasaan-perasaan itu sangat berbeda.
“Betul ketakutan dan cemas sangat mirip dalam hal bahasa tubuh yang mungkin ditunjukkan. Namun, menjadi sebuah masalah ketika diperlakukan dengan sama,” pungkas Bergeland.