in

Usai Indonesia Tekuk Malaysia 4-1, Shin Tae-yong Dijuluki Mourinho Asia

Pelatih sekaligus manajer timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Foto: Dok. PSSI

Walau progres yang ditunjukkan di era kepelatihannya bersama timnas Indonesia kerap dianggap lamban namun perlahan Shin Tae-yong mulai membuktikan jika ia bukanlah pelatih sembarangan.

Bahkan, manajer asal Korea Selatan itu mulai mendapat sanjungan dari negeri jiran usai antar timnya ke empat besar Piala AFF 2020.

Media asal Malaysia, Astro Arena, dalam program Bola itu Life memuji bagaimana keberanian Shin Tae-yong menerima tantangan untuk menukangi timnas Indonesia per 2019 lalu. Padahal setahun sebelumnya ia masih jadi nahkoda negaranya sendiri dan berkiprah di Piala Dunia 2018.

Sejauh ini gaya sepak bola yang diterapkan pria 50 tahun itu memang masih terkesan pragmatis namun itu bukan jadi soal asalkan membuahkan hasil. Tanpa pilihan taktik tersebut bukan tidak mungkin Tim Garuda justru kocar-kacir di Piala AFF 2020.

Tergabung dalam satu grup bersama Vietnam dan Malaysia, timnas Indonesia lolos tanpa sekalipun merasakan kekalahan. Tangan dingin Shin Tae-yong membuat Asnawi Mangkualam dkk menahan imbang The Golden Star Warriors 0-0 dan membantai Harimau Malaya 4-1.

“Jika ingin mengetahui filosofi Shin Tae-yong, cukuplah menonton dua pertandingan saja. Jerman vs Korea Selatan di Piala Dunia 2018 dan Indonesia vs Vietnam di Piala AFF 2020. Tidak salah jika ia disebut sebagai Jose Mourinho dari Asia,” beber Keesh Sundaresan, host dari Bola itu Life.

“Prioritas utama adalah kemenangan. Di atas aspek lain. Saya masih sulit percaya otak Korea Selatan di Piala Dunia 2018 kini berada di Indonesia dan kini membuat mereka jadi tiga tim terkuat di Piala AFF kali ini,” tambahnya lagi.

Pujian lain juga dilontarkan oleh Faiz Gurun selaku co-host. Ia berharap negara-negara Asia Tenggara lain juga mengikuti langkah PSSI dan timnas Indonesia untuk menunjuk pelatih yang memang sudah teruji kualitasnya hingga Piala Dunia seperti Shin Tae-yong.

“Pelatih-pelatih Eropa kebanyakan tertarik datang kemari hanya karena tawaran gaji besar. Mereka juga suka tinggal di negara iklim tropis namun Shin Tae-yong berbeda,” ungkap Faiz.

“Ia sudah lama menyukai Indonesia sejak 2015 karena kala itu sempat berhadapan dengan timnas Korsel kelompok umur asuhannya. Dengan CV-nya, harusnya ada tawaran yang lebih menggiurkan namun Shin Tae-yong justru setuju ingin membangunkan Indonesia dari tidurnya,” imbuhnya kemudian.