G20 Women’s Empowerment Kick-Off Meeting turut dihadiri Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi. Menlu Retno sebut perempuan jadi agen perdamaian dalam penjabarannya mengenai kontribusi Indonesia di kancah regional dan global.
Kick-Off Meeting tersebut diselenggarakan secara virtual melalui kanal YouTube Kemkominfo TV pada hari Rabu (22/12/2021). Menlu Retno menghadiri virtual kick-off meeting tersebut sepulang dari Islamabad, Pakistan dalam rangka menghadiri Rapat Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Menlu Retno mengatakan bahwa fokus pembahasan rapat OKI tersebut yaitu mengenai Afghanistan. Di mana situasi ekonomi dan kemanusiaan di Afghanistan tengah memburuk. Sehingga, kesulitan dan penderitaan perempuan di Afghanistan menjadi perhatian khusus.
Pesan Menlu Retno dalam rapat tersebut ialah sangat penting untuk menghormati hak perempuan di Afghanistan. Ia meyakini bahwa perempuan mampu membuat kontribusi besar dalam perdamaian dan kesejahteraan Afghanistan.
Dalam pidatonya, Menlu Retno juga menyampaikan bahwa perempuan terus mengalami penderitaan atas ketimpangan struktural dan meningkatnya celah akses dan kesempatan untuk menjalankan peran sebagai anggota produktif di masyarakat.
Menlu Retno kemudian menyampaikan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut. Pertama dan utama, kita harus mengubah pola pikir orang-orang meskipun ia tahu itu bukan hal yang mudah. Ia mengatakan bahwa hal itu bisa dilakukan melalui advokasi pendidikan dan kampanye peningkatan awareness. “Kita harus membuat platform yang diperuntukkan pada perempuan untuk saling menginspirasi satu sama lain demi mendorong perubahan,” pungkas Retno.
Kemudian, ia menegaskan kembali bahwa mengubah pola pikir hanya langkah awal saja. Sementara itu, untuk memberikan dampak nyata, kita harus membuat lingkungan yang memungkinkan adanya kesempatan yang setara untuk perempuan dalam berkontribusi.
Menlu Retno mengatakan hal tersebut adalah apa yang telah Indonesia upayakan hingga saat ini di tingkat nasional, regional, dan global. Di tingkat nasional, rencana pengembangan nasional mencakup komitmen kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan jumlah perempuan dalam kontribusi pembuatan strategi dan kebijakan.
Di tingkat regional dan global, Indonesia turut bangga dalam memajukan peran perempuan sebagai agen perdamaian di daerah yang secara tradisional dianggap sebagai wilayah laki-laki. “Kami memfasilitasi pelatihan pada keamanan dan perdamaian perempuan untuk Diplomat Muda dari tingkat regional dan membuat jaringan negosiator dan mediator perdamaian perempuan Asia Tenggara untuk mendorong partisipasi perempuan dalam proses mewujudkan perdamaian regional,” kata Retno.
Indonesia telah membuat jaringan solidaritas perempuan Afghanistan Indonesia sebagai platform untuk membagikan pengalaman tentang kontribusi perempuan dalam membangun perdamaian dan ekonomi. Indonesia juga mengadakan pelatihan bisnis plan untuk perempuan Palestina di Kamp Pengungsian.
“Di luar regional, Indonesia telah mengerahkan penjaga perdamaian perempuan kita sebagai bagian dari tujuh misi UN di seluruh dunia. Kita juga memanfaatkan keanggotaan terbaru di UN Security Council untuk menginisiasi resolusi pertama penjaga perdamaian perempuan yang berdiri sendiri,” pungkas Retno.