in

Alasan Mengapa Skincare Tak Dianjurkan bagi Penyintas Autoimun Kulit

Ilustrasi skincare. Foto: Shutterstock.

Penyakit autoimun pada kulit bisa terjadi akibat sistem imun pada tubuh yang tak mengenali tubuhnya sendiri dan membuatnya jadi menyerang sel tubuh kita. Hal ini berakibat munculnya berbagai penyakit yang diderita, khususnya pada kulit seperti, vitiligo, psoriasis dan urtikaria.

Kondisi kulit mengalami peradangan sehingga penggunaan skincare menjadi hal yang tak dianjurkan. “Skincare digunakan untuk merawat, bukan untuk menyembuhkan kulit,” kata Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Anthony Handoko selaku CEO Klinik Pramudia pada webinar yang digelar belum lama ini.

Dibandingkan skincare, skin treatment merupakan hal yang lebih penting. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan obat minum, obat oles atau menggunakan alat untuk disinar. “Setelah penyakitnya terkontrol boleh lanjut ke skincare,” jelasnya.

Dilansir Tempo, dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Amelia Setiawati Soebyanto, ikut menjelaskan soal kandungan dari skincare yang harus diperhatikan bagi para penyintas. Menurut dia, pasien harus mencari produk yang memang dikhususkan untuk kulit sensitif dan hipoalergenik agar tak menimbulkan peradangan lebih lanjut.

“Tapi tetap obati penyakitnya lebih dulu, karena pelembab pada dasarnya untuk perawatan saja, bukan untuk penyembuhan,” kata dia. Amelia juga lebih menyarankan para pasien untuk menggunakan obat-obatan yang diberikan oleh dokter saja karena dikhawatirkan penggunaan skincare bisa memberikan dampak kurang baik pada tubuh.

Begitu juga soal penggunaan minyak telon, minyak kayu putih ataupun jenis minyak lainnya yang dibalurkan pada bagian tubuh yang terasa gatal. Hal tersebut tidak dianjurkan oleh dokter karena berdampak buruk pada kulit seperti penyakit dermatitis kontak.

“Minyak yang diusapkan terlalu banyak pada kulit malah membuat kulit semakin parah. Memang gatalnya hilang, tapi bisa menyebabkan dermatitis kontak dan membuat penyakit jadi bertambah,” demikian Anthony.