in

Fakta Menarik di Balik Jaring Laba-laba, Lebih Kuat dari Baja

jaring-laba-laba. Foto: CNN

Jaring laba-laba, dikatakan oleh para peneliti, rupanya memiliki kekuatan yang luar biasa. Bahkan lebih kuat dari baja. Benda yang kerap kita temukan di langit-langit itu ternyata mempunyai rahasia tersendiri yang membuatnya begitu tangguh.

Jaring laba-laba adalah kombinasi antara kekuatan dan kelenturan. Sebagaimana ketika ditarik, benda tersebut melunak tapi kemudian menjadi kaku, demikian dikatakan dalam portal Massachusetts Institute of Technology (MIT) News.

Kata para ilmuwan, sifat-sifat seperti itu bervariasi tergantung pada usaha yang dilakukan para laba-laba saat membuatnya dan keseluruhan desain jaring.

Seorang peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, Markus Buehler, sebelumnya menganalisis struktur hierarki jaring laba-laba yang kompleks sekaligus kekuatannya yang luar biasa. Pada pengukuran berbasis pound ke pound, jaring laba-laba lebih kuat dari baja.

Buehler mengatakan, melalui penelitiannya ini akan didapatkan pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan materi sintetis yang lebih tahan dari kerusakan serta prinsip desain yang bisa diterapkan ke sistem jaringan, seperti internet atau listrik.

Tim penelitian Buehler menemukan, respons menjadi kaku pada jaring laba-laba ketika ditarik itu adalah hal yang sangat penting agar bisa tahan dari kerusakan. Mereka melihat tentang bagaimana material dengan sifat yang berbeda yang diatur dalam pola jaring-jaring sama, merespons ancaman lokal.

Hasilnya ditemukan, bahan yang mempunyai respons melar lalu berubah menjadi lebih kaku seperti plastik, justru bekerja jauh lebih tidak efektif. Faktanya, ketika dilakukan pengrusakan pada jaring laba-laba, hal itu hanya berakibat pada sebagian benang. Misalnya, area tempat serangga terperangkap.

Kerusakan semacam itu juga bisa diperbaiki atau bahkan dibiarkan begitu saja jika jaring-jaring tersebut bisa berfungsi sebagaimana sedia kala.

“Jaring laba-laba adalah sebuah sistem yang sangat toleran dengan kerusakan,” kata Buehler seperti dikutip dari MIT News.

Betapa pun jaring-jaring itu ditarik, mereka hanya akan rusak di tempat tersebut.

Fakta menarik lainnya adalah, di terpaan angin kencang, jaring-jaring itu tetap bisa bertahap karena berubah menjadi kaku. Berdasarkan simulasi yang dilakukan Buehler, jaring-jaring ini dapat mentoleransi angin hingga hampir badai, sebelum akhirnya rusak.

Respons tidak biasa dari jaring laba-laba saat menghadapi ancaman, mulai dari yang awalnya berubah kaku, lalu melar, lalu kaku kembali, adalah kunci dari kokohnya jaring tersebut.

Laba-laba membuat jaringnya sedemikian rupa agar kerusakan tetap bersifat lokal. Sehingga, struktur keseluruhan tetap bisa bertahan. Menurut Buehler, konsep semacam ini bisa diterapkan di sistem jaringan komputer.