Sampah antariksa atau luar angkasa saat ini sudah menyebabkan banyak masalah di orbit. Bahkan menurut ahli, sampah antariksa bisa membuat manusia terperangkap di Bumi selamanya.
Lisa Ruth Rand, seorang ahli sejarah teknologi dari Caltech mengatakan sampah antariksa yang makin menumpuk akan membuat mimpi Elon Musk dan badan antariksa lainnya untuk membangun kehidupan di planet lain semakin sulit diwujudkan.
“Berarti pada dasarnya kita menutup diri dari ruang kosmos,” kata Rand, seperti dikutip dari Inverse.
“Bahwa akhir dari era ruang angkasa bukanlah manusia yang menjadi kosmopolitan, menjadi multi-planet, menjadi bagian dari alam semesta, melainkan membuat kita tidak bisa pergi lagi,” imbuhnya.
Ini merupakan efek dari kondisi bernama Kessler Syndrome. Sindrom ini merupakan bentuk reaksi berantai yang muncul setelah satelit atau wahana antariksa lainnya ditabrak oleh sampah antariksa, yang kemudian menjadi sampah antariksa baru dan menabrak satelit lainnya, dan begitu seterusnya.
Kejadian seperti ini telah beberapa kali terjadi dan bahkan sempat membahayakan nyawa manusia. Misalnya saat stasiun luar angkasa (ISS) yang hampir menabrak sampah antariksa yang tercipta saat Rusia menguji coba misil anti-satelit untuk meledakkan satelit lawas.
Akibatnya, beberapa awak ISS harus berlindung di kapsul Crew Dragon dan Soyuz sebagai langkah antisipasi jika mereka harus keluar dari stasiun luar angkasa.
Belum lama ini stasiun luar angkasa China juga nyaris tabrakan dengan satelit internet Starlink milik SpaceX. Dalam insiden tersebut, China bahkan menyampaikan keluhan resmi ke PBB.
Masalah sampah antariksa kini semakin parah. Saat ini ada 40.000 objek antariksa yang dilacak oleh organisasi luar angkasa seperti U.S. Space Command, di mana 5.000 di antaranya adalah satelit aktif dan sisanya adalah sampah.
Ukurannya pun bervariasi, mulai dari sekecil kelereng sampai satelit utuh yang tidak berfungsi. Tapi objek kecil pun bisa berbahaya di luar angkasa karena pergerakannya yang sangat cepat, mencapai 28.000 km/jam bahkan lebih.
Karena ancaman ini, meluncurkan misi luar angkasa menjadi sesuatu yang berbahaya. Bahaya yang mengintai jadi lebih besar jika ada awak manusia yang mengendalikan kapal luar angkasa.
Untungnya sudah ada beberapa program yang diluncurkan untuk mengatasi masalah sampah antariksa. Seperti misi yang diluncurkan Astroscale pada Maret 2021 untuk menunjukkan bagaimana teknologi magnet bisa membantu mengumpulkan sampah luar angkasa.