in

Awal Munculnya Jaringan 3G di Indonesia hingga Masuki Senjakala

Jaringan 3G. Foto: MNC Media

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah mengkaji untuk mematikan layanan 3G. Bagaimana perjalanan 3G di Indonesia sampai saat ini yang akan memasuki masa pensiunnya atau masa senjakala?

Dalam teknologi seluler, saat ini sudah mencapai level lima alias 5G yang telah dikomersialisasikan kepada masyarakat dunia. Dari kelahiran 1G hingga 3G, rentang waktu kehadirannya sangat jauh.

1G pertama kali diluncurkan pada 1979 silam secara global, masuk ke Indonesia yang dibawa Telkom pada tahun 1984. Lalu, 2G datang di tanah air sembilan tahun kemudian.

Dikutip dari Detik, Kamis (20/1/2022), dari 2G sampai lahirnya 3G di Indonesia pun jauh jaraknya. Layanan 3G ada pertama kali pada tahun 2005.

Secara teknologi, 3G membawa angin segar dan lebih canggih dari 2G. Sebab, di era ini, era ponsel pintar alias smartphone mulai silih berdatangan, seperti BlackBerry hingga HP yang sepenuhnya menggunakan layar sentuh, iPhone sampai perangkat berbasis Android.

Dengan 3G, pengguna dapat menikmati berbagai macam layanan internet, mulai dari browsing, email, streaming video, dan musik. Di sisi bersamaan, masa SMS sedikit demi sedikit mulai teralihkan dengan ditandai aplikasi pesan instan.

Sebagaimana dikutip dari situs Telkomsel, di Indonesia, 3G disediakan oleh Telkomsel yang berhasil melakukan uji coba 3G berbasis teknologi Wideband-Code Division Multiple Access (W-CDMA) di Jakarta lalu dilanjutkan ke Surabaya dan Batam.

Setelah uji coba sukses dilakukan, akhirnya di 2006 Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersial di Indonesia. Era internet pun makin mudah diakses masyarakat, karena bisa dilakukan lewat genggaman, tidak lagi perangkat komputer.

Tidak lama masa 3G, 4G lalu datang. Teknologi 4G LTE diuji coba di Indonesia pada 2013 dan dikomersialisasikan akhir 2014. Seperti sebelumnya, Telkomsel jadi operator seluler pelopor membawa teknologi seluler paling anyar ke masyarakat.

Hingga kini, penggelaran 4G terus dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo dan operator seluler. Sebab, masih banyak daerah yang belum teraliri sinyal internet 4G tersebut yang kini masih pekerjaan rumah.

Untuk menghemat penggunaan pita frekuensi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate melempar wacana penghapusan layanan 3G di Indonesia. Cara ini dilakukan guna fokus pembangunan akses 4G.

“Sinyal 4G ini jadi tulang punggung komunikasi nasional kita. Saya juga sudah minta kepada operator seluler untuk fade out 3G. Kenapa 3G yang di-fade out, bukan 2G? Karena memang beda penggunanya. Kalau 2G itu komunikasi suara, sedangkan 3G itu komunikasi data,” ujar Johnny akhir Desember 2021.

Johnny mengatakan bahwa 3G menawarkan layanan internet, tetapi koneksinya lebih lambat dibandingkan dengan 4G. Fakta ini yang menjadi alasan agar operator seluler menghapus layanan 3G secara bertahap.

“3G ini komunikasi data yang lambat, pesaingnya itu 4G yang lebih cepat. Saya sudah minta (ke operator seluler) agar secara bertahap fade out 3G dan digantikan dengan 4G,” kata Menkominfo.

Kementerian Kominfo lalu bergerak dengan mengkaji layanan 3G dimatikan. Ada dua pertimbangan pemerintah apabila layanan tersebut dimatikan di suatu daerah.

Menjadi pertimbangan kita setidaknya ada dua hal. Pertama, adalah kita memastikan wilayah-wilayah layanan telekomunikasi itu sudah teraliri akses internet 4G, baru kita kemudian melakukan penghapusan 3G,” kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi.

“Kedua, pertimbangan berikut, yaitu kepentingan masyarakat umum, jangan sampai dirugikan. Kita harus menetapkan mekanisme yang tidak merugikan pengguna layanan seluler,” tuturnya.

Dedy mengatakan bahwa untuk sejauh ini belum diketahui waktu kapan penghapusan layanan 3G tersebut. Sebab, semua itu akan ditentukan berdasarkan hasil kajian dari tim internal Kominfo.

“Kita menunggu hasil kajian dari tim internal di Kominfo. Hasil kajian itulah yang akan menentukan kapan eksekusi kebijakan ini akan dilakukan,” pungkas Dedy.