Peneliti telah menemukan contoh paling awal kuncup bunga. Temuan itu berasal dari analisis sebuah fosil bunga yang diyakini sebagai kuncup bunga tertua yang pernah ditemukan.
Kuncup bunga tersebut merupakan bagian dari fosil tanaman berusia 164 juta tahun yang kemudian diberi nama Florigerminis jurassica. Temuan fosil kuncup bunga tertua ini ini telah dipublikasikan di jurnal Geological Society of London.
Temuan kuncup bunga tertua ini pun memberikan wawasan mengenai munculnya tanaman berbunga di periode Jurassic, yakni antara 145 juta hingga 201 tahun yang lalu. Fosil Florigerminis jurrasica ditemukan di wilayah Mongolia bagian dalam yang menjadi bagian China.
Fosil kuncup bunga tertua tersebut memiliki ukuran panjang 4,2 cm dan lebar 2 cm. Fosil terdiri dari batang, cabang berdaun, buah bulat, serta kuncup bunga kecil berukuran sekitar 3 mm persegi.
Kuncup bunga dan buah dalam fosil itu pun menjadi indikator yang jelas bahwa F.jurassica adalah angiosperma dan bukan gymnospermae yang merupakan jenis tanaman dominan selama periode Jurassic.
Sebagai informasi ada dua jenis tanaman, yaitu tanaman berbunga yang dikenal sebagai angiospermae dan tanaman tak berbunga yang dikenal sebagai gymnospermae.
Apa yang kemudian membuat temuan fosil kuncup bunga tertua yang pernah ditemukan ini menjadi menarik adalah bukti sebelumnya yang menunjukkan bahwa angiospermae baru muncul ketika periode Kapur, antara 66 juta hingga 145 juta tahun yang lalu.
Sementara temuan baru tersebut justru menemukan bukti yang berbeda dari teori sebelumnya.
“Banyak ahli paleobiologi terkejut dengan temuan fosil ini karena sangat berbeda dari apa yang dinyatakan dalam buku,” ungkap penulis senior studi Xin Wang, Mengutip Live Science, Kamis (20/1/2022).
Lebih lanjut temuan fosil bunga baru ini bukanlah contoh tertua dari fosil bunga yang pernah ditemukan. Pada tahun 2018, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di eLife, peneliti menemukan bunga berusia 174 juta tahun dari tanaman genus Nanjinganhtus.
Namun beberapa peneliti masih mempertanyakan apakah Nanjinganhtus benar-benar dapat dianggap sebagai angiosperma karena bunganya tak cukup kompleks.
Tapi kuncup bunga dan buah dalam fosil baru membuktikan tanpa keraguan bahwa Florigerminis jurassica jelas merupakan angiosperma, katanya. Sehingga memberikan pemikiran ulang evolusi angiospermae di periode Jurassic.
Meski begitu, peneliti menyebut jika angiospermae hadir ada selama periode Jurrasic, tanaman berbunga itu akan sangat jarang ditemukan dibandingkan dengan gymnospermae. Angiospermae juga akan terisolasi secara geografis.