in

NASA Temukan Karbon Purba di Mars

Potret Mars yang diambil penjelajah Curiosity NASA. Curiosity mengebor lubang di sini dan mengumpulkan sampel mengandung karbon purba. Foto: NASA

Rover Curiosity atau wahana penjelajah luar angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menemukan sampel yang mengandung banyak karbon purba di Mars.

NASA mengatakan, bahwa setelah dianalisis sampel batuan planet Mars yang dibawa robot penjelajah itu tampaknya terkait dengan proses biologis di Bumi.

“Kami menemukan hal-hal yang sangat menarik di Mars, tetapi kami membutuhkan lebih banyak bukti untuk mengatakan bahwa kami telah mengidentifikasi kehidupan,” ujar peneliti di Sample Analysis at Mars (SAM) Paul Mahaffy, dikutip dari laman resmi NASA, Selasa (18/1/2022).

Mahaffy memaparkan, saat ini peneliti sedang mencari tahu apa yang bisa menyebabkan karbon yang mereka temukan, jika tidak menandakan kehidupan di Mars.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 18 Januari 2022 ini, menjelaskan keberadaan karbon organik dari bakteri purba yang terinspirasi oleh kehidupan di Bumi.

Dalam studi karbon purba planet Mars ini, para peneliti mengungkapkan, bahwa bakteri tersebut menghasilkan karbon saat melepaskan metana ke atmosfer, kemudian diubah menjadi molekul lebih besar dan lebih kompleks oleh sinar ultraviolet.

“Hal tersulit adalah mengecualikan Bumi dan melepaskan bias yang kita miliki untuk benar-benar mendalami proses kimia, fisika, dan lingkungan di Mars,” kata ahli astrobiologi Goddard, Jennifer L Eigenbrode.

Adapun peneliti lainnya berpendapat bahwa kandungan karbon tersebut dihasilkan dari interaksi sinar ultraviolet dengan gas karbon dioksida di atmosfer Mars, sehingga menghasilkan molekul yang mengandung karbon baru di permukaan.

Sementara pendapat lain mengatakan karbon itu mungkin sisa-sisa dari peristiwa langka, ratusan juta tahun yang lalu.

“Ketiga penjelasan tersebut sesuai dengan data. Kami hanya membutuhkan lebih banyak data untuk itu,” jelas pemimpin studi, Christopher House.

Untuk menganalisis karbon purba di permukaan Mars, House dan timnya menggunakan instrumen Tunable Laser Spectrometer (TLS) di laboratorium SAM.

Kemudian, SAM memanaskan 24 sampel berbeda dari di kawah Gale di planet Mars hingga sekitar 850 derajat Celsius, untuk melepaskan gas di dalamnya. TLS akan mengukur isotop dari beberapa karbon dalam proses pemanasan ini.

Bukti lainnya menunjukkan, adanya zat kimia yang berhubungan dengan kehidupan. Dengan temuan karbon ini membantu para peneliti untuk mengetahui jenis kehidupan apa yang mereka lihat dan lingkungan di sekitarnya.

“Di Bumi, proses yang memproduksi karbon yang kami deteksi di Mars adalah proses biologis. Kami harus memahami apakah penjelasan yang sama berlaku untuk Mars, atau mungkin ada penjelasan lain, karena Mars sangat berbeda,” kata House.

Dijelaskan peneliti yang berbasis di Carnegie Institution for Science di Washington DC, Andrew Steele peneliti kini sedang memahami bagaimana siklus karbon di Mars.

Sehingga mereka dapat mengerti dan menafsirkan rasio isotop dan aktivitas non-biologis yang dapat menyebabkan rasio tersebut.

“Sampel-sampel itu diperoleh dari aktivitas biologis ketika metana dikonsumsi oleh tikar mikroba purba. Tapi kami tidak bisa mengatakan itu di Mars karena planet tersebut mungkin terbentuk dari material dan proses yang berbeda dari Bumi,” imbuhnya.

Penjelajah Curiosity NASA telah mendarat di planet Mars pada 2012 lalu, dan merupakan robot penjelajah pertama dengan alat untuk mempelajari isotop karbon di permukaan planet.

Sementara itu, para peneliti Curiosity akan terus mengukur isotop karbon untuk melihat apakah mereka mendapatkan tanda yang sama ketika rover mengunjungi wilayah lain dengan permukaan purba yang terpelihara dengan baik.

“Mendefinisikan siklus karbon purba di planet Mars adalah kunci utama untuk mencoba memahami bagaimana kehidupan bisa masuk ke dalam siklus itu,” pungkas Steele.