Sering kali rambut terlihat rontok ikut terbawa air, saat keramas. Ini terkadang menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi orang yang mengalami penipisan rambut. Nah apakah keramas bikin rambut rontok tambah parah?
Ronda Farah, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Minnesota, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa keramas tidak membuat rambut rontok. Rambut memiliki masa tumbuh dan masa rontok. Jadi, jika waktunya rontok, rambut akan jatuh meskipun tidak keramas.
“Kamu tidak dapat menghentikannya (kerontokan) dengan tidak keramas,” kata Farah, dilansir laman Well+Good.
Sampo dibutuhkan untuk menjaga rambut dan kulit kepala tetap bersih. “Jika jarang keramas, apakah itu bisa membantu menghentikan penipisan rambut? Tidak. Dan saya sebenarnya khawatir kamu bisa memperburuknya,” katanya.
Ia menegaskan bahwa jarang keramas justru dapat menimbulkan peradangan, kemerahan, dan membuat kulit kepala kurang sehat. Hal ini tidak hanya menimbulkan kerontokan rambut, tapi juga bisa mengalami dermatitis dan peradangan, bakteri, keringat, dan minyak di kulit kepala.
Lebih 50 persen orang mengalami kerontokan rambut pada satu waktu. Sebagian besar orang-orang itu berurusan dengan androgenetic alopecia, bentuk kerontokan rambut bertahap yang terjadi selama bertahun-tahun seiring bertambahnya usia. Namun ada juga alasan lain untuk rambut rontok, seperti stres dan penyakit rambut autoimun.
Frekuensi keramas biasanya tergantung pada kebutuhan rambut seseorang, kata Farah. Sebagian orang, cukup tiga kali seminggu agar tidak merasa gatal, mengelupas, kemerahan, atau bersisik. Ada juga yang cukup dua kali seminggu atau setiap hari.
“Biasanya, kami ingin pasien memfokuskan sampo pada kulit kepala, memijat ke kulit kepala, dan menghindari pada folikel rambut,” katanya. Tapi saat menggunakan kondisioner, justru sebaliknya. Kondisioner digunakan pada folikel rambut untuk memberi nutrisi dan memperbaiki serta menyegelnya untuk mencegah penipisan.