in

Chafidz Yusuf, Asisten Pelatih Greysia/Apriani Mundur dari PBSI

Chafidz Yusuf dan Greysia Polii. Foto: Instagram/@chafidz_yusuf_09

Setelah Hendry Saputra, kini asisten pelatih ganda putri Chafidz Yusuf juga keluar dari pelatnas PBSI. Chafidz tidak diperpanjang oleh induk organisasi bulutangkis nasional tersebut.

Kabar itu diketahui asisten pelatih Greysia Polii dkk itu pada Senin (24/1/2022). Saat itu, ia dipanggil dan bertemu dengan salah satu pengurus PBSI gua membicarakan adanya keputusan tersebut.

“Jadi tanpa mendahului saya dipanggil oleh salah satu pengurus, dan dari pertemuan itu ada satu keputusan bahwa saya tidak diperpanjang untuk selanjutnya,” kata Chafidz saat dikutip dari Detik, Selasa (25/1/2022).

Mengenai alasannya, Chafidz sendiri menolak untuk membongkarnya. Ia tak ingin apa yang diungkapnya menjadi polemik baru. Pelatih yang pernah bekerja di PB Djarum ini pun memilih untuk malah menghormati setiap keputusan yang menurut PBSI terbaik.

“Ya, meskipun ada beberapa yang seharusnya saya sudah memberikan argumentasi. Jadi apapun keputusan itu saya menghormatinya,” ujarnya.

Chafidz sangat wajar bila keberatan dengan keputusan yang diambil oleh kepengurusan PBSI yang dipimpin Agung Firman Sampurna tersebut. Bagaimana pun, perannya dalam membentuk ganda putri berprestasi di Olimpiade Tokyo juga tak sedikit.

Sejak didapuk sebagai asisten pelatih ganda putri pada 2018 lalu, ia telah membantu Pelatih Kepala Eng Hian mengantarkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Bahkan mencatatkan sebuah sejarah.

Prestasinya tak hanya itu, jauh sebelum ganda putri, Chafidz bahkan lebih dulu terjun di sektor ganda putra sejak 2012 sampai 2017.

Ia pula yang membentuk Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ketika masih junior. Tak heran pasangan-pasangan ini pun menjadi ganda top 10 dunia.

“Kaget, terus terang kaget (mendengar keputusan tersebut). Saya jadi bertanya-tanya kepada diri sendiri, kok bisa jadi seperti ini? Tapi saya pikir lagi, ya sudah lah, saya harus menerima keputusan itu. Ya apapun juga saya tidak bisa apa-apa lagi,” ungkapnya.

“Ya,maksudnya apa ya, yang jelas sebetulnya saya ingin kelanjutan pembinaan dan suksesnya pemain bisa terus. Tapi saya juga kaget dengan adanya keputusan ini tapi saya tidak bisa apa-apa,” imbuh pelatih yang sudah sejak 2012 menjadi pelatih di Pelatnas PBSI ini.

Setelah adanya pemberhentian kontrak dengan PBSI, Chafidz pun secara otomatis tak bisa melanjutkan mimpi-mimpinya mencetak ganda putri baru yang luar biasa di Pelatnas. Padahal, program itu telah dibuat olehnya jauh-jauh hari bersama Eng Hian.

“Sebetulnya di Pelatnas ada harapan apa yang saya kerjakan dalam 1-2 tahun ke depan muncul pemain-pemain yang luar biasa. Tapi dengan adanya (keputusan) seperti ini, saya harus mempertimbangkan plan-plan lain,” ungkapnya lagi.

“Pertama saya istirahat dulu, saya akan menenangkan pikiran sama anak saya, dan lebih belajar untuk bisa lebih adem. Kalau untuk rencana melatih di dalam atau luar negeri, sebetulnya ada beberapa tawaran di luar negeri, tapi saya masih mempertimbangkan keluarga. Dan apapun itu, saya masih ingin berkontribusi menjadikan pemain-pemain dalam negeri karena Merah Putih selalu ada di saya,” jelasnya.

“Tawaran kembali ke PB Djarum? Sebelumnya ada beberapa. Nanti kami lihat follow up-nya seperti apa, tapi semua juga masih ada beberapa yang mungkin saya akan menentukan langkah selanjutnya seperti apa, ” ucapnya.