Gurita sebagai hewan moluska memang memiliki bentuk yang unik dan berbeda dengan hewan laut lainnya. Sebuah studi mengungkapkan bahwa gurita berasal dari luar angkasa.
Tak mengherankan jika keberadaan hewan laut bertentakel 8 menarik perhatian banyak orang, termasuk para peneliti. Seperti yang dilakukan para peneliti dalam paper berjudul “Cause of the Cambrian Explosion – Terrestrial or Cosmic?”
Makalah studi tentang gurita diklaim berasal dari luar angkasa yang dimuat di jurnal Progress in Biophysics and Molecular Biology itu sebenarnya menguak lebih jauh asal-usul kehidupan Bumi.
Akan tetapi, pada akhirnya studi yang dipublikasikan dalam jurnal peer-review, yang artinya belum ditinjau sejawat tersebut turut membahas keberadaan gurita di Bumi yang diklaim berasal dari luar angkasa.
Dilansir dari BGR, Senin (31/1/2022), dalam makalah tersebut menuliskan bahwa kehidupan dimulai berkat hujan retrovirus yang benar-benar jatuh dari luar angkasa.
Retrovirus kemudian menambahkan sekuens DNA baru ke genom terestrial, yang menurut paper itu secara lebih lanjut mendorong perubahan mutagenik.
Pembahasan dalam paper mulai menarik, ketika salah satu bahasannya menyinggung kedatangan cephalopoda. Cephalopoda adalah kelas moluska predator aktif yang terdiri dari gurita, cumi-cumi, dan sotong.
Cephalopoda punya bentuk kepala yang berbeda dengan mata besar dan mampu melepaskan cairan tinta untuk melarikan diri dari predator.
Dalam itu mengklaim cephalopoda seperti gurita, cumi-cumi, dan lainnya tiba di Bumi karena jatuh dari luar angkasa dan kemudian membeku dalam keadaan stasis.
“Jadi kemungkinan bahwa cumi-cumi dan/atau telur gurita yang diawetkan, tiba di bolida es beberapa ratus juta tahun yang lalu tidak boleh diabaikan,” tulis para peneliti dalam paper.
Penulis paper mengatakan bahwa gurita dan makhluk lain mendapat manfaat dari fitur biologis yang tampaknya berasal dari beberapa jenis pra-eksistensi.
Perlu diketahui, terkait klaim gurita dari luar angkasa, bahwa gagasan soal kehidupan berasal dari luar Bumi bukanlah bahasan baru.
Pasalnya, Stephen Fleischfresser dalam sebuah postingan tentang paper dari 2018, pernah mengungkapkan bahwa teori panspermia telah ada sejak Yunani Kuno.
Teori panspermia meyakini bentuk kehidupan mikroskopis, seperti bakteri, dapat diangkut melalui ruang dan mendarat di planet lain.
Walau klaim terhadap gurita dari luar angkasa terdengar menarik, paper itu nampaknya harus dikaji lebih lanjut. Keith Baverstock, seorang peneliti medis dari University of Eastern Finland, mengulas makalah tersebut.
Dalam ulasannya, Baverstock menyatakan bahwa memang ada banyak bukti yang membuat tesis itu masuk akal. Sayangnya dia mengatakan begitu banyak bukti yang tidak definitif justru membuat tesis ini hanya menambah misteri seputar asal usul kehidupan.
Faktanya, tidak ada ringkasan paper yang benar-benar membantu orang lebih memahami sejarah kehidupan di Bumi.
Makalah studi yang mengungkapkan bahwa gurita diklaim berasal dari luar angkasa hanya menambah lebih banyak dugaan ke teori berlebihan yang telah dilahirkan sains selama bertahun-tahun.