Burung wiwik termasuk salah satu spesies yang masih kental dengan mitos. Siulannya kerap dianggap sebagai pertanda petaka, seperti kematian atau ilmu hitam.
Mitos burung wiwik masih beredar di sejumlah daerah Indonesia. Burung berukuran sedang ini suka mencuit panjang di tengah keheningan dengan bunyi wik wik wik wik. Biasanya burung ini lebih banyak bersuara saat sore menjelang petang.
Nama burung wiwik mungkin berbeda di sejumlah daerah. Beberapa di antaranya burung uncuing, sirit uncuing, kedasih atau emprit gantil, dan darasih. Burung wiwik yang paling terkenal adalah wiwik kelabu atau dengan nama latin Cacomantis merulinus, dalam bahasa Inggris disebut dengan cuckoo.
Dilansir dari laman IPB University, burung wiwik kelabu memiliki panjang tubuh sekitar 20-24 cm. Secara keseluruhan bulunya berwarna kelabu dan jingga-kuning di bagian perutnya. Pada burung wiwik betina dan muda, bulunya umumnya berwarna blirik atau burik. Iris matanya berwarna merah dengan paruh kehitaman di atas dan kekuningan di bawah.
Melansir situs Keanekaragaman Hayati Daerah Istimewa Yogyakarta, burung wiwik berasal dari keluarga Cuculidae, berikut klasifikasi ilmiah selengkapnya:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Cuculiformes
Famili: Cuculidae
Genus: Cacomatis
Spesies: Cacomantis merulinus
Burung wiwik termasuk spesies yang jarang terlihat meskipun bersuara dengan nyaring. Wiwik banyak menghabiskan waktu untuk bertengger di pepohonan dan terkadang turun ke semak belukar.
Burung ini dapat dijumpai di kawasan hutan, baik terbuka maupun sekunder, hingga pemukiman desa. Suaranya akan terdengar menjelang pagi atau malam hari, dikutip dari buku Burung-burung Gunung Bondang karya Andhy Priyo Sayogo.
Burung wiwik memiliki suara yang mendayu-dayu. Beberapa akan terdengar seperti wik wik wik wik atau wiit, pii-witt. Suara wiwik jenis lain akan terdengar seperti tit tut tit yang memanjang dan nyaring.
Di sisi lain, burung ini memiliki kebiasaan unik. Spesies ini akan menitipkan telurnya pada spesies lain untuk dierami hingga menetas dan tumbuh besar. Dalam ilmu ekologi burung, kebiasaan ini disebut dengan brood parasitism atau parasit anakan.