Christo Tofalli terpaksa menutup bisnisnya setelah 1000 tahun lebih berjaya. Bar bernama Ye Olde Fighting Cocks tersebut merupakan salah satu bar yang diklaim tertua di Britania Raya. Bar tersebut telah melayani tamu sejak tahun 793, menurut situs webnya.
Melalui Facebook pada Jumat lalu, Tofalli menuliskan bahwa bar tersebut terpaksa ditutup karena masalah keuangan yang diperparah oleh pandemi Covid-19. Ia juga turut menceritakan perjuangan bersama timnya untuk memutar roda bisnis bar tertua di Britania Raya itu.
“Namun, dua tahun terakhir belum pernah terjadi sebelumnya untuk industri perhotelan, dan telah mengalahkan kita semua yang telah berusaha sekuat tenaga untuk memastikan bar pemenang banyak penghargaan ini dapat terus berdagang di masa depan,” tulis Tofalli.
Sebenarnya, perjuangan Tofalli mengurus bar ini sudah ia mulai sebelum hantaman pandemi Covid-19. Ia menceritakan bahwa kondisi perdagangan dan bisnis bar di Inggris saat itu sudah sulit.
Namun, pandemi Covid-19 membuat perjuangan yang sudah ia lakukan runtuh seketika. Kondisi keuangan bar yang sebelumnya memang sudah tak kondusif, semakin berantakan.
“Tak perlu dikatakan saya patah hati. Pub ini telah menjadi lebih dari sekadar bisnis bagi saya, dan saya merasa terhormat telah memainkan peran kecil dalam sejarahnya,” tulisnya.
Sebelum pandemi, industri bar di Inggris memang sudah terlihat tak menyenangkan. Bahkan, banyak bar dan restoran yang membuang minuman begitu saja karena tak laku.
Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat bahwa sudah lebih dari 11 ribu bar tutup antara tahun 2008 dan 2018. Artinya hampir seperempat bar di Inggris tak lagi melayani pelanggan.
Nama bar Ye Olde Fighting Cocks pernah diakui Guinness World Records sebagai bar tertua di Inggris. Namun pada tahun 2000, Guinness mencabut gelar tersebut dengan dalih bar ini tak bisa memverifikasi secara jelas apakah benar merupakan yang tertua di Inggris.