in

Buaya Raksasa Dideteksi Memakan Dinosaurus 93 Juta Tahun Silam

Ilustrasi buaya raksasa memakan dinosaurus. foto: The Independent

Para ilmuwan telah mengonfirmasi bahwa buaya raksasa berusia 93 juta tahun yang ditemukan di Queensland Tengah, Australia, diketahui melahap bayi dinosaurus berdasarkan sisa-sisa yang ditemukan dalam fosil isi perutnya.

Buaya Confractosuchus sauroktonos atau broken crocodile dinosaur killer, memiliki panjang sekitar 2 hingga 2,5 meter, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gondwana Research.

Menurut ilmuwan dari Australian Nuclear Science and Technology Organisation, kata “broken” dalam nama buaya mengacu pada batu besar yang hancur dari tempat fosil ditemukan.

Setelah fosil pertama kali ditemukan pada 2010, studi awal mendeteksi adanya tulang dinosaurus usia muda di dalam usus.

Tulang ini milik ornithopod tak dikenal, yaitu sekelompok dinosaurus pemakan tumbuhan berukuran sedang hingga besar. Dinosaurus yang tercerna sebagian ini, kemungkinan memiliki berat sekitar 1kg hingga 1,7kg.

“Pada pemindaian awal pada tahun 2015, saya melihat tulang yang terkubur di sana yang tampak seperti tulang ayam dengan pengait di atasnya dan langsung berpikir bahwa itu adalah dinosaurus,” kata Joseph Bevitt, salah satu penulis studi tersebut.

Dengan analisis lebih lanjut menggunakan pemindaian digital 3D resolusi tinggi dan pencitraan sinar-X khusus selama beberapa tahun ke depan, para peneliti dapat mengungkap detail yang lebih meyakinkan tentang buaya raksasa dan mangsanya.

Berdasarkan analisis sisa-sisa dinosaurus, para peneliti mengatakan ada bukti yang jelas dari pemrosesan lisan oleh buaya, termasuk pemotongan dan fragmentasi tulang mangsa, yang merupakan ciri perilaku makan yang terlihat bahkan pada beberapa spesies buaya modern.

Mereka berspekulasi bahwa buaya itu kemungkinan terperangkap dalam peristiwa banjir besar, terkubur dan mati segera setelah melahap dinosaurus yang dimangsanya.

“Sisa-sisa fosil ditemukan di sebuah batu besar. Beton sering terbentuk ketika bahan organik, atau katakanlah buaya, tenggelam ke dasar sungai. Karena lingkungan tersebut kaya akan mineral, dalam beberapa hari, lumpur di sekitar organisme dapat mengeras dan terus mengeras karena adanya bakteri,” kata Dr Bevitt.

Para ilmuwan percaya, analisis lebih lanjut dari buaya purba ini dan makanan terakhirnya akan menjelaskan lebih banyak tentang hubungan dan perilaku hewan yang menghuni Australia jutaan tahun yang lalu.

Mereka mengatakan bahwa 35% dari fosil buaya ini terawetkan, termasuk bagian tengkorak yang hampir sempurna, sehingga menunjukkan susunan gigi, meskipun ekor dan tungkai belakangnya hilang.