in

179 Jenis Burung di Dunia Terancam Punah, 9 Diantaranya Ada di Indonesia

Ilustrasi Burung. Foto: Tribunnews

Laporan Burung Indonesia pada tahun 2021 menyatakan ada 1.812 jenis burung di Tanah Air. Sayangnya, sembilan di antaranya berisiko mengalami kepunahan.

Jumlah tersebut naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pemecahan taksonomi, seperti burung cendrawasih-kerah tengah (Lophorina feminina) dan perling dagu-ungu (Aplonis circumscripta) yang menambah dua jenis baru.

Berdasarkan status keterancaman spesies sebagaimana tercatat dalam Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature), terdapat 179 jenis burung di Indonesia yang masuk ke dalam daftar jenis burung terancam punah secara global.

Jumlah tersebut meliputi 31 burung dalam kategori kritis (Critically Endangered/CR) yakni selangkah lagi menuju kepunahan, 52 burung dinyatakan genting (Endangered/EN), dan 96 jenis burung dikategorikan rentan terhadap kepunahan (Vulnerable/VU).

Berdasarkan data dari Burung Indonesia seperti dilihat, Minggu (20/2/2022), julang Sumba (Rhyticeros everetti) merupakan burung yang diperkirakan terus mengalami penurunan populasi akibat deforestasi.

Selain itu, kedelapan jenis burung lainnya mengalami penurunan populasi yang disebabkan kombinasi deforestasi dan perburuan/penangkapan yang berlebihan dari alam untuk perdagangan satwa liar.

Hal ini juga terjadi pada tiga jenis burung dari suku Phasianidae, antara lain kuau raja (Argusianus argus), sempidan-biru Kalimantan (Lophura ignita), dan sempidan-biru Melayu (Lophura rufa).

Sementara itu, burung yang mengalami penurunan populasi dengan cepat akibat penangkapan untuk burung sangkar terdiri dari perkici dada-merah (Trichoglossus forsteni), empuloh janggut (Alophoixus bres).

Jenis lainnya adalah empuloh pipi-kelabu (Alophoixus tephrogenys), cucak Aceh (Pycnono tus snouckaerti), dan anis kembang (Geokichla interpres). Beberapa burung langka yang cukup terkenal dan hampir mengalami kepunahan lainnya adalah jalak Bali, sikatan Aceh, trulek Jawa, tokhtor Sumatra, dan gagak Banggai.

Menurut sejumlah sumber, jalak Bali bahkan pernah tersisa enam ekor di habitat aslinya di Taman Nasional Bali Barat pada tahun 20005-2006. Kini, burung langka ini sudah mengalami pertambahan populasi melalui program penangkaran dan pelepasliaran.