Masih sangat sedikit yang kita ketahui tentang Venus. Temuan terbaru NASA akan memberi harapan bagi para ilmuwan untuk menggali lebih banyak tentang Venus.
Parker Solar Probe NASA, menangkap gambar cahaya tampak yang menakjubkan dari Venus untuk pertama kalinya. Temuan ini mengungkapkan fitur khas permukaan seperti daerah benua, dataran, dan dataran tinggi, serta halo oksigen bercahaya di atmosfer yang mengelilingi planet ini.
Permukaan Venus biasanya tertutup dari pandangan karena alam mereka yang disebut seperti neraka kerap diselimuti awan tebal.
Namun, setelah dua kali melintas di planet ini, wahana Parker menggunakan wide-field imager atau WIPR, berhasil menangkap seluruh sisi malam Venus dalam panjang gelombang spektrum yang terlihat dan meluas ke inframerah dekat. Ini adalah jenis cahaya yang dapat dilihat mata manusia.
Gambar planet seperti itu, dapat membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang geologi permukaan Venus, mineral apa yang mungkin ada di sana, dan evolusi planet.
Dikutip dari Daily Mail, Senin (21/2/2022) mengingat ada banyak kesamaan antara Bumi dan Venus, informasi ini dapat membantu para ilmuwan dalam upaya memahami mengapa planet yang satu, yaitu Venus, menjadi tidak ramah untuk dihuni, sedangkan yang lainnya, Bumi, menjadi oasis bagi kehidupan.
“Venus adalah benda paling terang ketiga di langit, tetapi sampai saat ini kami belum memiliki banyak informasi tentang seperti apa permukaannya karena pandangan kami terhalang oleh atmosfer yang tebal,” kata Brian Wood, penulis utama studi baru dan fisikawan di Naval Research Laboratory di Washington, DC.
“Sekarang, kita akhirnya melihat permukaan dalam panjang gelombang yang terlihat untuk pertama kalinya dari luar angkasa,” sambungnya.
Gambar WIPR pertama dari Venus diambil pada Juli 2020 saat Parker memulai terbang pada lintasan ketiganya, yang digunakan pesawat ruang angkasa untuk membengkokkan orbitnya lebih dekat ke Matahari.
WIPR dirancang untuk melihat fitur samar di atmosfer Matahari dan angin, dan beberapa ilmuwan berpikir mereka mungkin dapat menggunakan imager untuk menangkap puncak awan yang menutupi Venus saat Parker melewati planet ini.
“Tujuannya adalah untuk mengukur kecepatan awan,” kata ilmuwan proyek WIPR Angelos Vourlidas, rekan penulis makalah baru dan peneliti di Laboratorium Fisika Terapan University of Johns Hopkins.
Namun alih-alih hanya melihat awan, WIPR ternyata melongok juga ke permukaan planet dan menyibak cahaya redup. Gambar yang berhasil ditangkap, menunjukkan sejumlah fitur penting di permukaan Venus, seperti wilayah benua Aphrodite Terra, dataran tinggi Tellus Regio, dan dataran Aino Planitia.
Karena daerah ketinggian yang lebih tinggi sekitar 47 derajat celcius lebih dingin daripada daerah yang lebih rendah, mereka muncul sebagai penampakan seperti tambalan gelap di tengah dataran rendah yang lebih cerah.
Gambar-gambar itu, digabungkan menjadi sebuah video, dan terlihat sangat mencolok sehingga para ilmuwan menyalakan kamera lagi selama lintasan keempat pada Februari 2021.
Selama flyby 2021, orbit pesawat ruang angkasa berbaris sempurna bagi WIPR untuk menggambarkan sisi malam Venus secara keseluruhan.
“Gambar dan video itu membuat saya terpesona,” kata Wood.
Selain cahaya permukaan, gambar terbaru Venus ini menunjukkan cincin terang di sekitar tepi planet yang disebabkan oleh atom oksigen yang memancarkan cahaya di atmosfer.
Disebut airglow, jenis cahaya ini juga hadir di atmosfer Bumi, yang terlihat dari luar angkasa dan terkadang dari tanah pada malam hari.
Awan menghalangi sebagian besar cahaya tampak yang datang dari permukaan Venus, tetapi panjang gelombang tampak yang paling panjang, yang berbatasan dengan panjang gelombang inframerah-dekat, berhasil melewatinya.
Di siang hari, cahaya merah ini hilang di tengah sinar Matahari yang cerah terpantul dari puncak awan Venus. Tetapi dalam kegelapan malam, kamera WIPR mampu menangkap cahaya redup ini yang disebabkan oleh panas luar biasa yang memancar dari permukaan.
“Permukaan Venus, bahkan di malam hari, sekitar 860 derajat. Sangat panas sehingga permukaan berbatu Venus tampak bercahaya seperti sepotong besi yang ditarik dari perapian,” kata Wood.
Saat melewati Venus, WIPR mengambil rentang panjang gelombang dari 470 nanometer hingga 800 nanometer. Beberapa dari cahaya itu adalah inframerah dekat, yaitu panjang gelombang yang tidak dapat kita lihat, namun dirasakan sebagai panas. Beberapa cahaya lainnya, berada dalam kisaran yang terlihat, antara 380 nanometer dan sekitar 750 nanometer.
“Kami senang dengan pengetahuan sains yang diungkapkan Parker Solar Probe sejauh ini,” kata Nicola Fox, direktur divisi untuk Divisi Heliofisika di markas NASA.
“Parker terus melampaui harapan kami, dan kami senang bahwa pengamatan baru yang diambil selama manuver bantuan gravitasi kami dapat membantu memajukan penelitian Venus dengan cara yang tidak terduga,” sambungnya.
Tujuan utama Parker Solar Probe adalah meneliti Matahari. Namun flyby yang melintasi Venus ibarat bonus yang memberikan kesempatan untuk mengungkap Venus selain misi mendekati Matahari.