Panda (Ailuropoda melanoleuca) adalah salah satu vegetarian yang paling unik. Panda memiliki sistem pencernaan yang berevolusi untuk memproses daging, namun mereka hanya makan bambu, setiap hari dan sepanjang tahun.
Sebuah studi telah mengungkapkan bagaimana panda dapat bertahan hidup dengan jenis makanan yang sangat terbatas. Panda termasuk beruang sehingga masih memiliki sistem pencernaan pemakan daging. Oleh sebab itu, panda memiliki perut sederhana dan usus kecil yang pendek.
Mereka tidak memiliki perut empat bilik, seperti sapi, untuk mencerna tumbuhan secara efektif. Sementara itu, bambu murni hampir tidak mengandung protein dan banyak serat yang tidak dapat dicerna.
Para peneliti mengamati tiga panda jantan dan tiga panda betina di Pegunungan Qinling, China, untuk mengetahui apa yang mereka makan di habitat alami selama 6 tahun.
Tim peneliti juga menganalisis pola makan panda secara mendalam dengan mengukur jumlah nitrogen, fosfor, dan kalsium dalam tumbuhan yang mereka makan.
“Ada bukti kuat bahwa hewan mencoba mencari makan seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka, yakni dengan mencampur makanan untuk menyediakan nutrisi yang lengkap,” jelas ahli primata, Jessica Rothman dari Hunter College City University Of New York.
“Di daerah yang hanya memiliki satu tanaman yang dapat dimakan, hewan mungkin mencoba mengonsumsi bagian-bagian yang berbeda dari tumbuhan yang sama,” lanjut Rothman dikutip dari American Association for the Advancement of Science (AAAS).
Inilah yang tampaknya dilakukan oleh panda untuk bertahan hidup dengan bambu. Dua spesies bambu di Qinling, yakni bambu kayu dan bambu panah, tumbuh pada ketinggian yang berbeda dan menumbuhkan tunas dan daun baru pada waktu yang berbeda sepanjang tahun.
Selama musim kawin di musim semi, panda memakan rebung muda yang kaya akan nitrogen dan fosfor. Pada bulan Juni, rebung kayu telah matang dan mengandung lebih sedikit nutrisi sehingga panda bermigrasi ke tempat yang lebih tinggi untuk mencari rebung muda.
Namun, pucuk kedua bambu memiliki kadar kalsium yang rendah, yang mendorong panda menuju perubahan pola makan berikutnya pada pertengahan Juli. Di waktu-waktu ini, daun bambu panah muda yang kaya akan kalsium menjadi menu andalan panda.
Tim peneliti menemukan, pola makan ini tampaknya memengaruhi reproduksi panda. Meskipun panda kawin di musim semi, mereka menjalani “implantasi tertunda”, yakni embrio dalam keadaan terhenti perkembangannya di dalam rahim induk sampai menempel dan melanjutkan pertumbuhan.
Penelitian berspekulasi bahwa embrio panda akan kembali perkembangan setelah ada cukup kalsium dalam makanan.
Pada bulan Agustus, panda betina akan kembali ke tempat yang lebih rendah dan melahirkan bayi panda kecil berwarna merah muda. Saat itu, para indukan mulai makan daun bambu kayu muda yang memiliki nutrisi yang cukup, termasuk kalsium yang diperlukan untuk menyusui.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana panda bertahan di musim dingin dengan makanannya yang terbatas? Daun bambu kayu menua selama musim ini dan tingkat nutrisinya pun turun hingga menyebabkan kematian yang tinggi di antara panda.
Catatan dari Qinling menunjukkan, di antara 25 kasus panda yang mati atau sakit selama 37 tahun terakhir, lebih dari setengahnya terjadi pada bulan maret dan april, tepat setelah musim dingin.
Tetapi, ahli biologi satwa liar, Dajun Wang dari Peking University, mengatakan bahwa panda mungkin mendapatkan nutrisi dari tempat lain juga.
“Saya telah melihat mereka mengais dari waktu ke waktu.” “Mereka mungkin juga mendapatkan kalsium dan nutrisi lain dari menjilati batu,” katanya.