Kura-kura bisa disebut sebagai hewan yang memiliki bentuk tubuh paling tidak biasa di antara hewan-hewan lainnya. Bagian luar tubuh kura-kura cukup sederhana untuk dipahami, yakni badan, kepala, kaki, dan ekor yang muncul dari tempurung.
Bagian tubuh kura-kura yang paling menarik adalah bagian tempurungnya. Tempurung yang keras tersebut menjadi rumah bagi kura-kura karena dapat melindunginya dari serangan predator.
Dilansir dari IFL Science, kura-kura menetas dengan tempurung, tetapi menurut penjaga Kebun Binatang ZSL London, Daniel Kane, tempurung kura-kura pada awalnya adalah bagian yang lunak.
“Kura-kura yang menetas memiliki tempurung yang cukup lunak, tetapi ini cenderung mengeras dalam beberapa hari atau minggu pertama kehidupan,” ujar Kane.
Tempurung itu sendiri memiliki beberapa lapisan yang mencakup tulang, jaringan hidup, dan tulang rawan.
Fitur pemersatu untuk sebagian besar spesies (tidak termasuk bois cangkang lunak) adalah lapisan luar sisik yang terbuat dari keratin, protein struktural berserat kuat yang menyusun kuku dan rambut manusia.
Meskipun kuat, tempurung kura-kura masih peka terhadap sentuhan. Sebagai bagian tubuh yang sangat penting, kura-kura tidak dapat dilepaskan dari tempurungnya.
Tempurung kura-kura bukanlah baju zirah yang bisa dipakai atau dilepas kura-kura. Kura-kura bisa bertahan dengan luka sedang, tetapi jika tempurungnya rusak parah, kecil kemungkinannya mereka akan selamat karena organ dalam mereka akan terbuka.
Kubah di atasnya, yang dikenal sebagai karapas, memiliki lapisan dalam bertulang yang menyatu dengan tulang punggung kura-kura. Plastron, yang merupakan bagian datar pada “perut” kura-kura, juga bertulang dan menyatu dengan tulang rusuk dan tulang dada kura-kura.
Membawa tempurung besar dan bertulang mungkin terdengar sulit, tetapi tempurung kura-kura tidak seberat kelihatannya.
“Tulang dalam tempurungnya memang banyak, namun beberapa spesies sebenarnya memiliki tempurung yang sangat ringan karena memiliki struktur seperti sarang lebah,” jelas Kane.