in

Rekomendasi Permainan Tradisional yang Bisa Bentuk Karakter Anak

Permainan gobak sodor oleh Presiden jokowi bersama anak-anak. Foto: Detik

Indonesia memiliki berbagai jenis permainan tradisional. Berdasarkan statistik kebudayaan 2017, terdapat 785 jenis permainan tradisional di Indonesia.

Permainan tradisional memiliki banyak manfaat dan dampak positif bagi mereka yang memainkannya. Manfaatnya yaitu mengembangkan potensi diri dengan olah pikir, olah rasa, dan olah raga.

Permainan tradisional juga membangun karakter nilai yang mencakup nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan nilai integritas. Nah berikut beberapa permainan tradisional yang dapat membangun karakter dan harus diketahui oleh siswa:

  1. Gobak Sodor

Gobak sodor adalah permainan tradisional yang berasal dari Ungaran, Semarang. Umumnya permainan ini dimainkan anak-anak berusia 10 – 15 tahun.

Dalam memainkannya diperlukan halaman rumah maupun sekolah, karena jumlah pemainnya yang relatif banyak. Arena permainan juga berbentuk persegi panjang yang kemudian dibagi menjadi beberapa bujur sangkar.

Permainan gobak sodor juga merupakan sarana olahraga. Permainan ini juga belajar melatih tanggung jawab diri dan kelompok, kedisiplinan, bekerja sama dengan orang lain, dan juga hiburan.

  1. Tepa Tonggo

Tepa Tonggo adalah permainan tradisional yang berasal dari Gorontalo. Tepa tonggo adalah permainan menendang dan berjongkok. Permainan tepa tonggo awalnya dimainkan secara individu namun berubah menjadi berkelompok.

Permaian ini berkembang menjadi permainan kelompok dengan menghilangkan tali pegangan dan diganti dengan menendang sambil memegang lutut (kaki penendang) dengan sikap bebas tetapi duduk jongkok dan tangan sebelahnya ditekuk (menyanggah tanah).

Permainan ini bermanfaat untuk menjaga kebugaran tubuh, meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, serta dapat beraktivitas dengan baik dalam segala kegiatan. Selain itu juga dapat meningkatkan kelincahan, kesigapan, dan kelenturan tubuh.

  1. Patil Lele

Patil lele adalah permainan tradisional dari Jawa Timur. Permainan ini dimainkan dengan dua tongkat. Tongkat pertama sebagai tongkat pemukul dan yang kedua tongkat yang dipukul.

Patil lele dilakukan secara berkelompok, biasanya sebelum bermain anak-anak akan melakukan hompimpa untuk menentukan kelompok yang lebih dahulu menjadi peumukul. Sedangkan untuk menentukan pemenanganya, mengukur jarak kayu dari asal pemukul ke tongkat terlempar.

Permainan ini dapat melatih insting, ketepatan bertindak, kekompakan dalam tim, ketahanan fisik dan mental dalam menjaga ego dan emosi, melatih sportivitas, memupuk tingkat sosialisasi dalam pergaulan, dan lain sebagainya.