Sebuah studi baru menunjukkan, bahwa asap dari kebakaran hutan dapat makin menipiskan lapisan ozon dan menunda pemulihannya. Penelitian terkait telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Lapisan ozon berada di stratosfer Bumi yang lebih rendah, pada ketinggian antara 15 hingga 35 km. Lapisan ozon memantulkan sejumlah besar sinar UV Matahari yang merusak, yang menjaga planet ini tetap layak huni.
Tetapi pada pertengahan 1980-an sebuah lubang ditemukan di lapisan itu. Dunia pun bersatu mengatasi permasalahan tersebut dengan menandatangi Protokol Montreal yang melarang penggunaan CFC yang dapat berdampak buruk pada ozon.
Lubang ozon pun telah menyusut sejak itu. Namun itu tak berlangsung lama. Saat terjadi kebakaran hutan melanda Australia pada akhir 2019 dan awal 2020, lebih dari 24 juta hektar lahan terbakar.
Dari kebakaran itu, lebih dari satu juta ton partikel asap dikeluarkan pula ke atmosfer yang mencapai ketinggian hingga 35 km dan merupakan bagian wilayah atas lapisan ozon.
Peneliti kemudian menyelidiki, apakah asap dari kebakaran hutan tersebut dapat memicu reaksi kimia yang menghancurkan ozon dengan menggunakan simulasi kompleks reaksi kimia.
“Ini pertama kalinya sains menggunakan mekanisme kimia yang menghubungkan asap kebakaran hutan dengan penipisan ozon,” kata Susan Solomon, penulis utama studi, dikutip dari New Atlas, Senin (7/3/2022).
Dari hasil analisis, peneliti pun memperkirakan bahwa asap kebakaran akan menghabiskan kolom ozon hingga satu persen.
Mengingat pemulihan lubang ozon membutuhkan waktu yang cukup lama, peristiwa ini pun membuat pemulihan ozon yang dilakukan dalam 10 tahun terakhir menjadi sia-sia.
Penipisan ozon ini bukanlah satu-satunya efek dari kebakaran hutan. Sebuah studi tahun lalu menemukan, bahwa kebakaran hutan seperti yang terjadi di Australia melepaskan sekitar 788 juta ton karbon dioksida ke atmosfer.
Sementara penelitian lain menemukan, bahwa sebagian stratosfer menghangat hingga 2 derajat Celcius. Lebih buruk lagi, kebakaran hutan besar diperkirakan akan meningkat seiring dengan perubahan iklim. Sedangkan efek lingkungan kembali akan mempercepat perubahan iklim itu.
Hal tersebut pada akhirnya menciptakan lingkaran setan. Dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang proses ini dapat membantu kita mempersiapkan diri.