Usia untuk masuk jenjang sekolah dasar (SD) bagi setiap anak bisa jadi berbeda-beda tergantung pada kesiapan yang dimiliki. Anak bisa siap masuk SD di usia 5 tahun atau mungkin 7 tahun.
Psikolog dan Dosen Universitas Indonesia (UI), Rose Mini Agoes Salim, M.Psi. mengatakan, kematangan untuk bersekolah tidak dilihat dari usia. Sebab, setiap anak memiliki perbedaan individu. Ada yang usia 5 tahun sudah matang, ada yang baru 6 tahun, bahkan 7 tahun.
“Kalau stimulasi bagus anak pasti matang ke sekolah. Kenapa usia 7 tahun matang karena itu diambil pada usia kematangan rata-rata,” ucapnya dalam webinar yang disiarkan akun Youtube Direktorat Guru PAUD dan Dikmas Kemdikbud RI, Selasa (8/3/2022).
Aturan Usia Anak Masuk SD
Berdasarkan Permendikbud Nomor 51 tahun 2018 tentang PPDB TK, SD, SMP, SMA, SMK, terdapat aturan tentang usia anak masuk SD pada pasal 7, yakni:
- Persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD berusia:
- 7 (tujuh) tahun; atau
- paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan.
- Sekolah wajib menerima peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun.
- Pengecualian syarat usia paling rendah 6 (enam) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu paling rendah 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli tahun berjalan yang diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional.
- Dalam hal psikolog profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak tersedia, rekomendasi dapat dilakukan oleh dewan guru sekolah.
Aspek Kesiapan Sekolah
Supaya anak bisa berkembang, Rose mengatakan orang tua dan pendidik perlu memahami aspek kesiapan sekolah, di antaranya:
- Aspek Fisik
– motorik kasar
– motorik halus
- Bahasa
– perkenalan diri
– bercerita
– menjawab pertanyaan
– bernyanyi
- Kognitif
– mengenal sesuatu
– mengenal warna
– mengetahui angka
– membedakan bentuk
– bisa mengelompokkan benda
- Sosial-Emosional
– Bermain interaktif
– berperilaku sesuai norma
– menghargai perbedaan
– tidak terlalu bergantung dengan orang tua
– dapat menolong orang/temannya
– menunjukkan rasa setia kawan
- Kemandirian
– bisa makan sendiri
– memakai baju sendiri
– menyikat gigi sendiri
– toilet learning
– dapat teratur pada rutinitas (misal bangun tidur)
Apa yang terjadi jika anak masuk SD dengan kondisi tidak siap?
Ada beberapa hal bisa terjadi jika anak masuk SD dalam kondisi belum sepenuhnya siap, antara lain:
– sulit beradaptasi
– sulit untuk memahami pelajaran
– merasa tidak nyaman di sekolah/demotivasi
– penurunan prestasi
Sementara itu, Psikolog UI juga menjelaskan cara untuk menyiapkan anak usia dini pada masa transisi (ke jenjang SD) adalah dengan melakukan stimulasi.
“Jangan pernah berhenti untuk menstimulasi. Paling mudah adalah dengan bermain,” terangnya.
Ia menjelaskan, anak suka stimulasi dengan bermain karena hal itu disenangi anak tanpa didasari keterpaksaan. Bermain merupakan cara belajar yang paling alami serta mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.
Selain itu, bermain juga bisa menambah wawasan, skill, dan membentuk perilaku anak. Karena dalam hal ini, anak akan belajar berbagai konsep.
“Bermain itu menyiapkan diri (anak) dalam kehidupan,” tuturnya.