Ubur-ubur atau Aurelia aurita merupakan hewan invertebrata dari filum coelenterata, tepatnya dari kelas scyphozoa. Daur hidup ubur-ubur meliputi dua fase, yakni fase polip dan medusa, di mana fase medusanya jauh lebih dominan.
Fase polip terjadi ketika larva ubur-ubur yang dinamakan planula menempel pada substrat. Sedangkan fase medusa terjadi ketika ubur-ubur sudah berenang bebas. Hewan ini memiliki organ kelamin terpisah, dan proses fertilisasinya terjadi di organ reproduksi ubur-ubur betina.
Dilansir dari buku Zoologi Invertebrata (2018) karangan Adung Rusyana, tahapan siklus hidup ubur-ubur adalah sebagai berikut:
- Pembuahan
Pada tahap ini terjadi peleburan ovum (sel telur betina) dan spermatozoid ubur-ubur jantan yang akan membentuk zigot. Kemudian zigot dikeluarkan melalui mulut ubur-ubur betina.
Selanjutnya, zigot berkembang menjadi larva berambut getar yang dinamakan planula. Planula berbentuk oval kecil yang pada bagian luarnya dilapisi rambut-rambut kecil bernama silia.
Silia membantu planula bergerak melewati air. Dengan dibantu rambut getarnya, planula berenang mencari substrat di dasar laut untuk mengikatkan dirinya.
- Fase Polip
Memasuki fase polip, planula sudah menempel pada substratnya. Kemudian rambut getarnya akan terlepas, dan planula terus tumbuh menjadi skipistoma (larva planula yang menempel pada substrat).
Setelah mencapai ukuran maksimal, kurang lebih 12 milimeter, skipistoma mengalami pembelahan secara melintang hingga membentuk ruas berbentuk cakram yang disebut strobilus.
- Fase Medusa
Pada fase medusa, ruas-ruas strobilla (ephyra) yang sudah tua dan terletak di bagian ujung strobilus akan melepaskan diri, dan berenang bebas untuk hidup secara mandiri menjadi ubur-ubur muda.
Secara bertahap, ephyra tumbuh dan berubah menjadi ubur-ubur dewasa, atau yang dikenal medusa, dengan lonceng halus yang tembus cahaya.