Bangunan, jalan, dan bahkan rasa es krim diberi nama Joe Biden untuk menghormati Presiden Amerika Serikat (AS) tersebut. Sekarang, ada tambahan satu nama lagi yang ke dalam daftar itu, ada Joe Biden sebagai hewan laut purba bertentakel sepuluh.
Syllipsimopodi bideni, nama makhluk tersebut, diperkirakan hidup sekitar 328 juta tahun lalu. Makhluk bertubuh lunak ini muncul di lautan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Temuan Syllipsimopodi bideni mendorong kembali catatan fosil vampyropoda, kelompok cephalopoda yang mengandung gurita dan cumi-cumi vampir, yang hidup hampir 82 juta tahun lalu.
Berdasarkan temuan yang diterbitkan di jurnal Nature Communications ini, fosil itu juga menunjukkan bahwa nenek moyang cephalopoda mungkin awalnya memiliki sepuluh anggota badan, sebelum berkembang menjadi gurita dan cumi-cumi modern berkaki delapan.
“Ini adalah vampyropod pertama dan satu-satunya yang diketahui memiliki sepuluh pelengkap fungsional,” kata penulis studi Christopher Whalen, ahli paleontologi di American Museum of Natural History (AMNH) di New York.
“Jadi fosil ini bisa dibilang konfirmasi pertama dari gagasan bahwa semua cephalopoda secara nenek moyang memiliki sepuluh lengan,” sambungnya seperti dikutip dari Smithsonian Magazine, Jumat (11/2/2022).
Makhluk itu memiliki tubuh sepanjang lima inch yang mirip dengan cumi-cumi modern. Bedanya, anggota tubuh hewan tersebut bukannya delapan lengan dan dua tentakel, melainkan semua anggota badan S. bideni adalah lengan, karena mereka memiliki pengisap di sepanjang lengannya.
Dua lengannya tampak lebih panjang dibandingkan delapan lainnya, dan para ilmuwan juga menemukan sisa-sisa kantung tintanya. Gurita purba itu ditemukan di Montana, yang tenggelam di bawah air ratusan juta tahun yang lalu.
Fosil itu awalnya disumbangkan ke Museum Royal Ontario di Kanada pada tahun 1988 tetapi disimpan di gudang sampai Whalen memeriksa ulang spesimen tersebut. Ketika dia melakukannya, Whalen tiba-tiba menemukan sepuluh tentakel yang dipenuhi pengisap.
“Kelengkapan spesimen ini memberi kami beberapa ide evolusi karena kami tidak tahu banyak tentang banyak kelompok ini. Ini akan membantu mengisi beberapa kesenjangan pengetahuan yang sebelumnya harus kita simpulkan,” kata Zoë Hughes, kurator fosil invertebrata di AMNH.
Menemukan fosil vampyropod utuh dapat menjadi tantangan karena jaringan keras relatif mudah diawetkan, sementara jaringan lunak rentan rusak.
“Keadaan yang cukup spesifik diperlukan agar jaringan lunak ini dapat terawetkan, itulah sebabnya fosil ini cukup langka,” kata Hughes.
Tim peneliti di balik pekerjaan itu menamai spesies tersebut untuk menghormati Presiden AS Joe Biden karena mereka terdorong oleh rencana Biden untuk mengatasi perubahan iklim dan mendanai penelitian ilmiah.