Menggigit kuku merupakan kebiasaan sebagian orang. Kebiasaan ini dikenal sebagai onikofagia yang, menurut DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) dari Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) adalah kompulsif dan berulang-ulang di alam.
Menurut APA, gangguan ini ditandai sebagai obsesif-kompulsif saat orang memiliki pikiran, ide, atau sensasi (obsesi) yang tidak diinginkan yang membuatnya terdorong melakukan sesuatu secara berulang (kompulsif). Berbagai faktor dapat berperan, dari genetika hingga kondisi kejiwaan yang mendasari.
“Menggigit kuku kerap dikaitkan dengan kecemasan karena tindakan mengunyah kuku dilaporkan dapat mengurangi stres, ketegangan atau kebosanan. Orang yang terbiasa menggigit kuku sering melaporkan mereka melakukannya saat merasa gugup, bosan, kesepian, atau bahkan lapar,” kata Aishwarya Vichare, ahli gizi di Bhatia Hospital Mumbai.
Vichare mengatakan menggigit kuku bisa menyebabkan komplikasi sosial dan psikologis seperti penghinaan, penderitaan emosional, dan gangguan sosial. “Komplikasi fisik seperti kuku yang cacat, infeksi pada kuku dan jaringan lunak di sekitar, peningkatan risiko infeksi parasit, infeksi perut karena menelan partikel kuku dan kotoran, nyeri pada sendi temporomandibular (TMJ) atau sendi rahang, cedera pada gusi, paronisia, cedera gingiva yang disebabkan oleh diri sendiri, infeksi bakteri sekunder,” kata dia kepada indianexpress.com.
Selain menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, jamur, dan virus, kebiasaan tersebut juga merusak kuku, kutikula dan kulit di sekitarnya, kata Rinky Kapoor, konsultan dermatologis, dokter kulit kosmetik dan ahli bedah kulit di The Esthetic Clinics.
Menurut Kapoor, menggigit kuku bisa dapat menyebabkan masalah seperti kuku tumbuh ke dalam, pendarahan, pembengkakan dan nyeri di sekitar kutikula, penebalan kuku dan kulit di sekitarnya, tidak ada pertumbuhan kuku, dan kuku menjadi terpisah dari kulit.
“Kebiasaan ini juga merusak gusi, gigi dan menyebabkan kerusakan jaringan di mulut,” tambah Kapoor.
Apa yang bisa dilakukan?
1. Jaga kuku tetap pendek agar godaannya berkurang.
2. Coba kenakan sarung tangan di malam hari atau saat sendirian agar tidak menggigit kuku.
3. Identifikasi pemicu.
4. Daripada mengunyah kuku, ganti kebiasaan tersebut dengan mengunyah permen karet atau adas.