in

Pengertian Intermittent Fasting dan Cara Melakukannya

Intermittent Fasting. Foto: iStock.

Intermittent fasting disebut juga puasa intermiten biasa digunakan untuk diet dan memiliki ragam manfaat bagi tubuh. Lantas, apa itu intermittent fasting?

Menurut Healthline, intermittent fasting adalah pola makan yang mana seseorang menahan diri untuk tidak mengonsumsi kalori dalam jangka waktu yang lama.

Biasanya berlangsung antara 12 dan 40 jam. Minuman bebas kalori, seperti air dan kopi dibolehkan selama puasa. Namun, makanan atau minuman dengan kalori tidak diizinkan.

Misalnya, jika selesai makan malam pada Senin jam 7 malam dan tidak akan makan lagi sampai Selasa jam 7 malam, ini berarti ia menyelesaikan puasa 24 jam. Sementara beberapa orang memilih melakukan intermittent fasting dari sarapan hingga sarapan atau makan siang hingga makan siang.

Walau begitu, intermittent fasting tak harus dilakukan 24 jam. Ini bisa dilakukan dengan periode yang lebih pendek, yaitu:

1. Makan dengan batasan waktu melibatkan puasa 12 jam atau lebih setiap hari. Contoh, metode 16/8 di mana seseorang melakukan puasa 16 jam setiap hari dengan jeda makan delapan jam. Pada jeda ini orang-orang bisa memakan dua atau lebih makanan.

2. Diet 5:2, melibatkan makan seperti yang biasa dikonsumsi selama lima hari dalam seminggu dan membatasi asupan kalori hingga 500-600 pada dua hari tersisa.

3. Eat Stop Eat atau Makan Berhenti Makan, melibatkan puasa 24 jam sekali atau dua kali seminggu.
4. Puasa bergantian, metode ini bertujuan agar orang-orang berpuasa setiap hari.
5. The Warrior Diet atau Diet Prajurit, adalah salah satu diet populer pertama yang memasukkan bentuk intermittent fasting. Metode ini melibatkan sejumlah kecil buah dan sayuran mentah di siang hari dan makan besar di malam hari.

Dilansir laman Medical News Today, beberapa penelitian dalam ulasan studi pada 2018 menunjukkan manfaat penurunan berat badan dari intermittent fasting. Sementara studi pada 2014 menemukan puasa untuk membatasi kalori merupakan cara meningkatkan IGF-1, berpotensi menurunkan risiko penyakit kronis pada seseorang dan memperpanjang umur mereka.