Tidur menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi berat badan. Durasi tidur berhubungan dengan metabolisme. Menurut Mayo Clinic, orang dewasa yang hanya tidur 4 jam di malam hari akan meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan, khususnya makanan padat kalori dan tinggi karbohidrat.
Sama seperti diet dan olahraga. Durasi tidur sama pentingnya. Sekitar 35 persen orang dewasa Amerika Serikat tidur kurang dari 7 jam hampir setiap malam, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Durasi tidur mempengaruhi hormon yang berfungsi mengatur rasa lapar, yaitu ghrelin dan leptin. Faktor lain, kurang tidur juga menyebabkan kelelahan dan mengakibatkan aktivitas fisik lebih sedikit.
Lantas bagaimana hubungan berat badan dan tidur?
Tidur pendek menambah berat badan
Tidur pendek yaitu kurang dari 7 jam. Jika kebiasaan ini terus berulang akan menambah berat badan. Dilansir Healthline, Indeks massa tubuh (BMI) memperkirakan jumlah lemak tubuh seseorang berdasarkan tinggi dan beratnya.
Tidur yang cukup dapat membantu mencegah peningkatan asupan kalori dan nafsu makan. Orang yang kurang tidur mengonsumsi tambahan 385 kalori per hari. Porsi kalori yang lebih besar dari biasanya yang berasal dari lemak.
Kurang tidur meningkatkan keinginan asupan tinggi kalori
Kurang tidur dapat menurunkan kontrol diri dan kemampuan dan meningkatkan reaksi otak terhadap makanan. Kurang tidur dikaitkan juga dengan peningkatan asupan makanan tinggi kalori, lemak dan gula.
Tidur larut malam
Pola tidur yang buruk dapat meningkatkan keinginan asupan kalori, misalnya meningkatnya kebiasaan ngemil saat larut malam. Kebiasaan mencamil menyebabkan ukuran porsi dan waktu makan juga bertambah.
Tidur meningkatkan aktivitas fisik
Tidur yang cukup meningkatkan motivasi lebih aktif dan meningkatkan aktivitas olahraga. Jika fisik aktif, maka akan meningkatkan kualitas tidur. Inilah sebabnya, tidur yang cukup juga berdampak bagi penurunan berat badan.