Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengizinkan astronaut pria berkarier lebih lama dibandingkan astronaut wanita. Alasannya, NASA telah menentukan batasan maksimum dosis paparan radiasi sejak tahun 1989, ketika astronautnya melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Ketentuan ini membuat para astronaut wanita di NASA cenderung berkarier lebih singkat dalam menjalankan misi ke luar angkasa.
Risiko tersebut dievaluasi melalui skala geser berdasarkan usia dan jenis kelamin, mulai dari di bawah 180 milisievert (mSv) batas radiasi karier bagi astronaut wanita berusia 30 tahun. Selanjutnya, batas maksimum radiasi hingga 700 mSv untuk astronaut wanita berusia 60 tahun.
Pasalnya, saat berada di luar angkasa, astronaut bisa terpapar radiasi pengion, yakni gelombang energi tinggi yang dapat menghilangkan elektron dari atom di dalam tubuh lebih tinggi. Radiasi tersebut dapat meningkatkan risiko kanker bagi astronaut, yang sedang menjalankan misi luar angkasa.
Dipaparkan pegawai khusus pemerintah di Divisi Perlindungan Radiasi Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, R Julian Preston, ambang batas radiasi yang lebih rendah untuk astronaut wanita NASA didasarkan pada beberapa faktor.
Salah satu aturan NASA ini adalah saat astronaut wanita dan pria terpapar radiasi tingkat tinggi untuk periode yang sama, wanita dua kali lebih risiko terkena kanker paru-paru.
“Sebagian besar didasarkan pada orang-orang yang selamat dari bom atom di Jepang, terutama untuk kanker paru-paru, bahwa wanita lebih sensitif terhadap radiasi pengion daripada pria,” ujar Preston dilansir dari Live Science, Senin (21/3/2022).
Tidak sedikit astronaut wanita yang akhirnya harus mengakhiri karier di lebih cepat karena pedoman yang ditetapkan NASA tersebut.
Misalnya, di tahun 2018 mantan kepala korps astronaut NASA Peggy Whitson mengaku kecewa akan aturan batas radiasi bagi astronaut wanita NASA. Sehingga, dirinya harus pensiun setelah mencapai batas paparan radiasi pada usia 57 tahun.
Batasan radiasi pada astronaut
Sebelumnya, NASA diperkirakan akan mengubah aturan ambang batas radiasinya dalam waktu dekat.
Pada tahun 2021, NASA meminta panel ahli yang dibentuk oleh National Academies of Sciences, Engineering and Medicine untuk mengevaluasi rencana mereka untuk mengubah batas radiasi karier menjadi 600 mSv untuk semua astronaut dari segala usia.
Sementara itu, NASA menentukan batasan radiasi dengan menerapkan model risiko kanker terhadap individu yang paling rentan, termasuk astronaut wanita berusia muda. Badan antariksa tersebut menghitung risiko rata-rata kematian akibat paparan untuk kelompok ini.
Paparan dosis 600 mSv nantinya diterjemahkan menjadi paparan yang akan diterima astronaut selama empat ekspedisi, selama enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Sebagai perbandingan, NASA membeberkan bahwa rata-rata dosis radiasi yang diterima oleh seseorang di Bumi adalah sekitar 3,6 mSv per tahunnya, sedangkan radiasi di ISS mencapai 300 mSv per tahun.
“Batas baru akan mengurangi dosis (radiasi) untuk beberapa kelompok laki-laki, terutama laki-laki yang lebih tua. Itu berarti bahwa para (astronaut) wanita bisa memiliki karier yang panjang,” kata Preston.
Dalam pertemuan di bulan Juni 2021 lalu, komite penilaian menganalisis risiko, masalah etika, hingga komunikasi dalam rencana pedoman terbaru NASA. Dengan demikian, astronaut wanita memiliki batasan yang lebih tinggi terkait paparan radiasi di ISS.
“Kami membahasnya panjang lebar sebagai masalah etika. Ini adalah pertanyaan tentang keseimbangan antara dampak dari dosis yang sedikit lebih tinggi itu dengan kesetaraan peluang karier (astronaut wanita NASA). Kami mengusulkan NASA dapat melanjutkan dengan pendekatan itu,” ujarnya.