Puasa bisa membantu seseorang melawan risiko mengalami obesitas. Hal tersebut berdasarkan studi yang dilakukan peneliti dari Texas’ Baylor College of Medicine.
Dr. Ayse Leyla Mindikoglu, profesor kedokteran dan bedah di Texas ‘Baylor College of Medicine, belum lama ini menemukan berpuasa dapat membantu melawan efek dari diet kaya lemak dan gula. Untuk sampai pada temuan ini, dia dan timnya mempelajari 14 orang sehat yang berpuasa setiap hari selama 15 jam.
Saat berpuasa, peserta tidak mengkonsumsi makanan atau minuman. Para peneliti kemudian mengambil sampel darah peserta studi pada awal puasa. Mereka juga mengambil sampel darah peserta setelah menjalani 4 minggu berpuasa. Hasil penelitian menunjukkan, adanya peningkatan tropomyosin 1, 3 dan 4. Tropomyosin, jenis protein dikenal untuk mengatur kontraksi jantung dan otot rangka. Protein ini bisa membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
“Makan dan puasa secara signifikan mempengaruhi cara tubuh membuat dan menggunakan protein yang penting untuk mengurangi resistensi insulin serta mempertahankan berat badan yang sehat,” kata Mindikoglu.
Studi tentang puasa muncul beberapa tahun terakhir dan memperlihatkan sejumlah manfaat puasa pada kesehatan. Sebagai contoh, sebuah studi menunjukkan, membatasi asupan makanan bisa meningkatkan aktivitas metabolisme dan bahkan bisa membantu melawan penuaan.