Manusia cenderung berimajinasi tentang makhluk dan sifat-sifat lalu menggambarkannya menggunakan simbol hewan. Dalam berbagai kisah, ada beberapa hewan yang digambarkan sebagai sosok jahat, ada juga hewan protagonis yang mewakili kebaikan.
Kecenderungan penggambaran watak menggunakan simbol hewan ini, menurut Profesor di Pusat Penelitian LIPI-BRIN Prof Dr Ir Ibnu Maryanto, dikarenakan manusia akan lebih mudah menerima contoh lewat hewan yang memiliki beberapa kemiripan secara biologi dengan manusia.
“Hewan itu makhluk yang punya jantung, kalau tumbuhan kan tidak. Sehingga memberikan contoh kejelekan atau kebaikan yang paling mudah adalah lewat contoh tingkah laku binatang itu,” ujarnya dikutip dari Detik, Kamis (24/3/2022).
Disebutkan Prof Ibnu, simbol-simbol hewan ada yang berkonotasi baik, ada juga yang jelek, tergantung bagaimana kita menginterpretasikan atau menggambarkannya.
“Misalnya, babi digambarkan jelek untuk menggambarkan sifat serakah manusia. Tapi babi juga bisa kita gambarkan sebagai tokoh yang berjalan lurus dan jujur, karena babi kalau berlari itu kencang dan lurus tidak bisa dibelokkan,” kata Prof Ibnu memberi contoh.
Makna simbolis berupa kebiasaan dan naluri pada hewan ini kerap kali disesuaikan dengan kebiasaan atau karakter pada diri manusia yang memang berbeda-beda juga.
Hewan-hewan yang sering dijadikan simbol watak manusia selain babi antara lain ular, harimau, monyet, kancil, kerbau, burung, buaya, dan lain-lain.
“Itulah sebabnya, untuk mencegah perbuatan manusia yang jelek, maupun memberikan contoh kebaikan, lewat wejangan atau saran itu paling mudah diterima adalah memberikan contoh-contoh seperti binatang,” tutupnya.