in

Cara Teleskop James Webb Lacak Kehidupan Alien di Luar Angkasa

Teleskop Webb di Goddard Space Flight Centeri, Greenbelt. Foto: NASA

Para astronom telah lama mempertanyakan apakah ada planet lain yang mirip Bumi dan juga memiliki kehidupan di alam semesta yang luas ini?

Hingga kini, pencarian tersebut belum membuahkan hasil. Namun peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb, Desember tahun lalu membawa angin segar untuk selangkah lebih dekat ke jawabannya.

“Bayangkan jika kita dapat menetapkan bahwa ada beberapa dunia berbatu dengan uap air dan lautan cair. Itu adalah langkah maju yang sangat besar,” ungkap Sara Seager, profesor fisika dan ilmu planet di MIT.

Seperti dikutip dari Gizmodo, Kamis (24/3/2022) James Webb akan mempelajari segala sesuatu mulai dari galaksi hingga bintang. Namun selain itu, astronom tak sabar pula untuk menggunakannya untuk mempelajari planet-planet di luar Tata Surya kita.

Teleskop akan mengungkap detail atmosfer planet ekstrasurya ini, mengidentifikasi elemen dan gas apa yang ada. Dibandingkan dengan teleskop sebelumnya, ilmuwan memang berharap Webb menawarkan hal yang baru.

“Ini akan menjadi sebuah terobosan besar,” kata Nestor Espinoza, astronom di Space Telescope Science Institute yang mengoperasikan Webb dan Hubble.

“Untuk mendeteksi atmosfer di sekitar planet seukuran Bumi, ini akan menjadi mesin revolusioner dan menjadi langkah besar dalam eksplorasi kami tentang seperti apa bentuk planet ekstrasurya lainnya,” papar Espinoza.

Astronom tak menemukan eksoplanet pertama sampai tiga dekade lalu, tepatnya tahun 1992. Tapi kini, kabar terbaru Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengkonfimasi keberadaan 5000 eksoplanet.

Banyak dari planet yang ditemukan memiliki komposisi berbatu seperti planet di Tata Surya kita. Namun mengamati atmosfer planet berbatu tetap sulit dipahami oleh para lmuwan untuk menentukan informasi penting tentang permukaan planet-planet itu.

Di sinilah Webb akan bertugas untuk menyimpulkan komposisi atmosfer planet ekstrasurya. Teleskop akan menggunakan teknik yang disebut spektoskopi transmisi.

Jika sebuah planet ekstrasurya melintas di antara Webb dan bintang selama orbitnya, itu akan memblokir sebagian cahaya bintang. Sementara bila planet ekstrasurya memiliki atmosfer, gas apa pun yang dikandungnya akan menyerap sebagian cahaya sebelum mencapai cermin sensitif Webb.

Para astronom pun kemudian dapat menentukan panjang gelombang apa yang hilang dari cahaya, yang melewati atmosfer untuk menyimpulkan gas yang ada.

Meski teknik ini sudah dilakukan sebelumnya, namun Webb punya kelebihan yaitu pengamatan inframerah, sehingga memungkinkannya untuk membedakan lebih banyak gas daripada Teleskop Hubble.

“Saya pikir hal yang paling menarik dari Webb adalah cakupan panjang gelombang yang luas sehingga memungkinkannya untuk mendeteksi lebih banyak unsur kimia daripada yang sebelumnya,” terang Thomas Mikal-Evans, astronom di Institut Astronomi Max Planck.

Jika Webb mendeteksi atmosfer di salah satu planet ini, langkah selanjutnya adalah memahami terbuat dari apa permukaannya. Misalnya, jika Webb menemukan uap air di atmosfer planet ekstrasurya kecil berbatu, itu berarti harus ada lautan cair di permukaan untuk menyediakan pasokan molekul air baru yang stabil.

Tetapi meski Webb berhasil mendeteksi uap air atau gas yang merupakan tanda potensial kehidupan, itu bukan berarti merupakan bukti yang meyakinkan jika teleskop telah menemukan alien. Masih perlu data-data lain yang dapat menyimpulkan bila kehidupan di planet tersebut benar-benar eksis.

Kendati demikian, Webb sudah mambantu para astronom dalam menemukan hal yang menarik di alam semesta.