in

Anak Kebiasaan Pilih Makanan, Ini Tips Mengatasinya

Ilustrasi Anak Kecil yang Sedang Pilek Akibat Terpapar Polusi Udara (Freepik)

Sebagai orangtua, mungkin Anda pernah mengalami masa di mana buah hati memilah-milih makanan. Kebiasaan memilihh-milih makanan ini menjadi salah satu hal yang sering dikeluhkan orangtua.

Biasanya, kebiasaan memilih-milih makanan terjadi saat anak berusia 1-3 tahun (batita). Adapun kebiasaan pilih-pilih makanan dan penolakan terhadap makanan tertentu termasuk ke dalam istilah food preference.

Menurut laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), food preference mempunyai cakupan yang luas, mulai dari picky eater hingga selective eater. Apa bedanya?

Picky eater mengartikan bahwa anak mau mengonsumsi berbagai jenis makanan baik yang sudah maupun belum dikenali, tapi menolak mengonsumsi dalam jumlah yang cukup. Selain jumlah yang tak cukup, picky eater berhubungan dengan rasa dan tekstur makanan.

Meskipun memilih-milih makanan, anak yang mengalami picky eater masih mau mengonsumsi minimal satu macam makanan dari setiap kelompok karbohidrat, protein, sayur, buah, dan susu. Contohnya, meskipun anak menolak mengonsumsi nasi, masih mau untuk makan roti atau mie.

Sementara itu, selective eater berarti anak menolak segala jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, seperti anak benar-benar tidak mau mengonsumsi karbohidrat, baik nasi, roti, maupun mie.

Selective eater akan mengakibatkan anak berisiko mengalami defisiensi mikronutrien atau makronutrien tertentu. Kebiasaan picky eater masih menjadi fase normal dalam perkembangan seorang anak, tapi tidak untuk selective eater.

Cara mengatasinya

Terdapat beberapa penyebab anak mengalami food preference, salah satunya paparan makanan pada usia dini. Selain itu tipe kepribadian anak, pengaruh lingkunan, tekanan dalam proses makan, juga mempengaruhi si kecil mengalaminya.

Sebagai orangtua, saat menghadapi anak yang sulit makan atau sering memilih makanan, sebaiknya tidak memaksa maupun marah. Berikut beberapa cara menghadapi anak yang picky eater.

  1. Menu bervariasi

Kebiasaan makan orangtua akan sangat berpengaruh terhadap kebiasaan anak. Untuk menghadapi anak yang pilih-pilih makanan, orangtua dapat menyediakan menu makanan yang bervariasi setiap harinya. Hal ini bertujuan agar anak bisa memilih makanan yang disukai, sehingga anak juga tidak merasa jenuh.

  1. Membatasi camilan

Tidak perlu terlalu berlebihan, sajikan makanan dalam porsi kecil. Orangtua juga harus mengurangi kudapan atau camilan di antara jam makan, termasuk pemberian susu. Pembatasan porsi camilan diharapkan dapat menjaga nafsu makan anak.

  1. Terjangkau anak

Biasanya, jika anak disuruh makan sesuatu, maka akan langsung menolak. Tetapi, jika anak memegang kendali, si kecil cenderung akan lebih tertarik. Sehingga, sebaiknya sajikan makanan di meja yang terjangkau oleh anak.

Membiarkan anak makan sendiri juga dapat membuatnya bereksplorasi terhadap makanan, mengasah kemandirian, dan kemampuan motoriknya.

  1. Tidak mudah menyerah

Apabila mencoba memberikan makanan baru, jangan langsung putus asa jika anak menolak. Tetap paparkan makanan baru tersebut ke anak sebanyak 10-15 kali.

Mempercantik tampilan makanan juga perlu dicoba, sebab mayoritas batita belajar mengenali makanan yang disukai melalui penglihatannya. Selain itu, juga dapat melibatkan anak saat memasak makanan.

  1. Memberi contoh

Orangtua dapat memberikan contoh makan yang menyenangkan. Jika melihat orang lain makan makanan serupa, anak tentu akan lebih tertarik untuk mencoba.

  1. Tetap tenang

Sebagai orangtua, harus tetap tenang dan tidak panik bahkan marah-marah saat anak menolak makanan tertentu. Disarankan untuk tidak mengikuti keinginan anak dengan mengganti menu sesuai keinginannya.

Dalam menghadapi anak yang sulit makan, orangtua sebaiknya tidak memuji jika makanan dihabiskan dan tidak memarahi, mengancam, membujuk, menghukum, atau menyebut anak nakal jika makanannya tidak dihabiskan maupun tidak mau makan.