in

FFI 2022 Libatkan Peraih Piala Citra sebagai Juri Nominasi

Duta FFI 2022. Foto: FFI.

Festival Film Indonesia atau FFI 2022 menghadirkan sesuatu yang baru berupa pembentukan Akademi Citra beranggotakan para peraih Piala Citra sebelumnya. Kehadiran Akademi Citra sebagai Juri Nominasi dinilai bisa menyempurnakan sistem penjurian FFI 2022.

“Tahun ini Festival Film Indonesia dengan bangga mengumumkan Akademi Citra yang anggotanya berisikan para pemenang Piala Citra dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Ketua Komite FFI Reza Rahadian.

Anggota Akademi Citra nantinya bakal memberikan hak suaranya untuk memilih nomine. Akademi Citra diharapkan bisa semakin merangkul para pelaku industri film. “Mereka akan memberikan kontribusi berupa hak suara melalui sistem voting untuk menentukan nomine, melalui partisipasi ini diharapkan para insan perfilman dapat saling merangkul untuk kebaikan perfilman Indonesia ke depannya,” lanjutnya.

Hingga saat ini tercatat ada lebih dari 300 sineas peraih Piala Citra. Bagi mereka yang berminat bergabung menjadi anggota Akademi Citra maka nantinya akan menjadi Juri Nominasi tahun ini. Masing-masing akan memberikan penilaian berdasarkan bidang yang dikuasai.

Komite FFI 2021-2023 bakal melanjutkan sistem hybrid yang sudah dilakukan sebelumnya, dengan menggabungkan sistem juri nominasi dan sistem dewan juri akhir. Komite juga bekerja sama dengan Bioskop Online untuk membuat laman khusus Ruang Penayangan FFI yang digunakan dan diakses oleh para juri, baik Juri Nominasi maupun Dewan Juri Akhir, selama proses penjurian.

“Film harus ditonton penuh terlebih dahulu baru tombol voting bisa ditekan atau bisa menggunakan hak suaranya. Saat filmnya tidak ditonton penuh maka tombol itu tidak akan pernah menyala,” kata Reza.

Ketua Bidang Penjurian Garin Nugroho juga menambahkan sistem penjurian FFI 2021-2023 merupakan sistem berjenjang dan komprehensif yang dirancang untuk masa kerja selama tiga tahun. Seperti yang sudah direncanakan pada 2021 berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) dan serangkaian diskusi bersama seluruh asosiasi, maupun FGD dan diskusi pada awal 2022, maka sistem penjurian menggunakan sistem yang sama, dengan penambahan dan penguatan terkait aspek yang belum terlaksana pada 2021 karena masalah waktu pelaksanaan hingga teknologi.

“Tahun ini sistem tersebut disempurnakan secara bertahap dan akan terus berlanjut sampai tahun depan dengan mengikuti kemajuan teknologi, serta keaktifan anggota Akademi Citra dan seluruh elemen perfilman Indonesia,” demikian Garin Nugroho.