Sebuah penelitian membuktikan adanya hubungan antara hipertensi atau tekanan darah tinggi dengan variasi dan kuantitas protein dari delapan sumber makanan utama yang dikonsumsi peserta. Studi ini melibatkan lebih dari 12.000 peserta yang mengambil bagian dalam minimal dua putaran Survei Kesehatan dan Gizi dan berusia rata-rata 41 tahun.
Peneliti mengukur asupan protein yang melihat tiga hari berturut-turut makan, menilai setiap putaran berdasarkan jumlah varietas protein yang dikonsumsi, termasuk ikan, telur, biji-bijian, kacang polong, biji-bijian olahan, daging merah yang diproses dan tidak diproses dan unggas.
Hasilnya, peserta yang mengonsumsi protein dengan jumlah tepat dan bervariasi, 66 persen lebih kecil kemungkinannya untuk hipertensi di antara putaran survei.
“Di antara konsumen protein dengan jumlah yang tepat, mereka yang mengonsumsi protein paling banyak memiliki tekanan darah paling rendah,” jelas John Higgins, MD, ahli jantung olahraga dari McGovern Medical School di UT Health Science Center di Houston, Amerika Serikat.
Sementara bagi mereka yang makan paling sedikit dan paling banyak protein berada pada risiko terbesar untuk mengembangkan tekanan darah tinggi.
“Untuk menjaga kesehatan jantung, konsumsi makanan seimbang dengan protein berbagai sumber berbeda, daripada berfokus pada satu sumber protein makanan, bisa membantu untuk mencegah perkembangan tekanan darah tinggi,” Xianhui Qin, MD, penulis studi, dalam siaran persnya.