in

Kapan Mobil Listrik Turun Jadi Rp200 Jutaan?

Ilustrasi mobil listrik mini

Harga mobil listrik di Indonesia masih relatif terlampau mahal bagi banyak orang. Padahal segmen mobil yang paling laris di Indonesia ada di rentang Rp200 jutaan-R 300 jutaan.

Namun apakah ada kemungkinan harga mobil listrik yang saat ini ada di atas angka Rp 600 jutaan, bisa turun drastis menjadi Rp200 jutaan supaya bisa menjangkau lebih banyak konsumen?

Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy, berbicara mengenai prediksi kapan harga mobil listrik di Indonesia bisa start dari angka Rp200 jutaan.

“(Harus diakui) segmentasi market Indonesia yang gemuk itu angkanya Rp 200 sampai Rp 300 jutaan. Mungkin masih lumayan gemuk juga di angka Rp 400 jutaan sampai Rp 500 jutaan. Dan mungkin agak mengecil di angka 600, 700, 800, apalagi 1 miliar rupiah ke atas, segmen-segmen premium,” buka Anton dalam diskusi virtual yang digelar baru-baru ini.

Menurut Anton, saat ini mobil-mobil listrik full baterai Toyota memang masih masuk di segmen premium, dengan harga di atas Rp1 miliar. Maka itu, para konsumennya pun ada di kelas yang tinggi (high level).

“Memang kalau melihat dari kondisi produk yang ada sekarang, misalnya kita punya Lexus UX atau beberapa tipe lainnya, itu memang harganya masih ada di segmen premium dan level high. Jadi belum masuk di segmen medium,” sambung Anton.

“Kalau kita bicara dalam jangka waktu pendek 1-2 tahun ke depan, mungkin masih seperti itu. Karena itu dengan adanya pilihan multipath way, baik hybrid yang juga jadi salah satu produk elektrifikasi, kita bisa masuk ke segmen-segmen yang lebih kompetitif,” ucapnya.

“Saya nggak berani menyebutkan angka harganya berapa, tapi di segmen-segmen yang kelasnya medium, dengan fitur atau product package yang lebih pas untuk konsumen di Indonesia,” katanya lagi.

Lanjut Anton menambahkan, ketertarikan konsumen terhadap mobil listrik bukan hanya semata-mata dari segi harganya yang terjangkau. Tapi yang lebih penting adalah paket yang ditawarkan pabrikan.

“Jadi kadang-kadang tidak hanya masalah harga murah ya. Harga murah, tapi product packaging-nya tidak sesuai, saya rasa nggak bakal diminati terlalu banyak. Tapi kalau harganya sesuai, plus product packaging-nya sesuai, saya rasa itu akan memberikan pilihan terbaik,” jelas Anton.

Menurut Anton, dalam satu sampai dua tahun ke depan, mobil listrik full baterai tetap akan berada di segmen premium. Meski begitu, Anton memprediksi harga mobil listrik bisa lebih kompetitif di masa-masa mendatang.

“Kira-kira untuk satu dua tahun ke depan seperti itu. Tapi tidak menutup kemungkinan, ke depannya, 2025-2030, teknologi dari baterai kita semakin maju, tidak menutup kemungkinan harga produk-produk (mobil listrik) ini akan semakin kompetitif,” tukasnya.