Sudah jadi pengetahuan umum bahwa tidur cukup adalah faktor penting yang menentukan seberapa berenerginya seseorang di siang hari. Tak hanya itu, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, tidur cukup juga berdampak besar pada asupan kalori, selanjutnya, akumulasi lemak.
Dalam penelitian itu, para peneliti melihat bagaimana pola tidur memengaruhi asupan kalori, nafsu makan, berat badan dan distribusi lemak. Para peserta adalah 12 orang dewasa sehat, muda hingga setengah baya, yang diamati selama dua sesi 21 hari dengan tiga bulan di antara setiap sesi.
Satu kelompok bertindak sebagai kontrol, dengan sembilan jam tidur per malam, sementara kelompok lain hanya tidur selama empat jam semalam selama sebagian besar 21 hari. Setelah sesi pertama dan pemulihan tiga bulan, kelompok ditukar, sehingga kelompok kontrol asli kemudian harus tidur malam lebih singkat.
Sepanjang penelitian dan sesudahnya, digunakan metrik yang menentukan perubahan perilaku. Hasilnya, durasi tidur yang kurang optimal tak hanya membuat orang merasa lelah, tapi juga dapat meningkatkan konsumsi kalori dan menyebabkan penumpukan lemak visceral. Saat peserta tidak cukup tidur, ada peningkatan 11 persen lemak visceral perut.
“Temuan kami menunjukkan bahwa tidur lebih pendek, bahkan pada subjek muda, sehat, dan relatif ramping, dikaitkan dengan peningkatan asupan kalori, peningkatan berat badan yang sangat kecil, dan peningkatan yang signifikan dalam akumulasi lemak perut,” kata penulis dalam studi Virend Somers.