in ,

Ukuran Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus 66 Juta Tahun Silam

Ilustrasi dinosaurus. Foto: Dok. Lida Xing

Dampak yang mengakhiri usia dinosaurus sekitar 66 juta tahun yang lalu adalah satu Femina terburuk yang pernah dialami kehidupan di Bumi.

Sebuah asteroid selebar 9,6 km, yang disebut Chicxulub, menghantam perairan, yang sekarang disebut Meksiko, hingga memicu kepunahan massal yang membunuh lebih dari 75 persen spesies di Bumi.

Dilansir dari National Geographic, saat itu, gempa bumi kuat yang tak terduga mengguncang dan menggulung kerak Bumi. Tsunami setinggi lebih dari 45 meter menghantam pantai Amerika Utara.

Selain itu, kebakaran hutan berkobar ratusan km jauhnya dari lokasi tumbukan. Ini disebabkan oleh panas yang membakar dari gumpalan tumbukan awal asteroid dan semburan puing-puing yang mengikutinya.

Dilansir dari Space.com, Kawah Chicxulub dengan lebar sekitar 144 km dan kedalaman 20 km memberikan gambaran kasar tentang ukuran asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

Astrofisikawan Harvard, Amir Siraj dan Avi Loeb, telah melakukan perhitungan dan memperkirakan bahwa objek yang masuk kemungkinan memiliki lebar sekitar 7 km.

Meski demikian, diasumsikan bahwa asteroid itu adalah bagian dari komet periode panjang. Asteroid di sabuk utama antara Mars dan Jupiter mengorbit lebih lambat daripada komet periode panjang sehingga mereka harus berukuran lebih besar untuk membuat lubang di Bumi seukuran Chicxulub.

Dengan demikian, ada perkiraan yang mengatakan bahwa asteroid tersebut berdiameter sekitar 10 km. Kawah Chicxulub adalah salah satu struktur tumbukan terbesar yang pernah ditemukan di Bumi.

Dilansir dari BBC Sky at Night Magazine, tampaknya kawah itu diciptakan oleh asteroid carbonaceous chondrite (CC), batu gelap yang penuh dengan senyawa organik.

Hal ini mengejutkan karena dampak dari objek semacam ini jarang terjadi dan mereka hanya membuat 5% dari semua meteorit yang dikumpulkan.

Lantas, mengapa salah satu kawah terbesar di Bumi kepunahan dinosaurus disebabkan oleh asteroid tersebut?

David Nesvorný dan rekan-rekannya di Department of Space Studies, Southwest Research Institute, Amerika Serikat (AS), telah mencoba mengungkap misteri ini.

Mereka membangun simulasi komputer tentang bagaimana orbit benda-benda di sabuk asteroid utama dapat lepas, menjadi asteroid dekat Bumi yang berpotensi bertabrakan dengan planet manusia.

Model yang digunakan mencakup lebih dari 42.000 asteroid dengan lebar lebih dari 5 km di sabuk utama dan bagaimana mereka dipengaruhi oleh pengaruh seperti tekanan radiasi sinar matahari atau gravitasi Jupiter.

Para ahli menghitung bahwa Venus dan Bumi menerima jumlah serangan yang sama dari asteroid yang lebih besar dari 5 km.

Nesvorný menemukan bahwa sekitar 6% dari simulasi penabrak Venus telah berevolusi menjadi orbit retrograde sebelumnya dan menabrak planet dengan kecepatan 220.000 km/jam yang mengejutkan.

Nesvorný dan rekan-rekannya menemukan bahwa karena dinamika orbital yang terlibat, penabrak yang lebih kecil (berdiameter kurang dari satu kilometer) kemungkinan besar berasal dari tepi bagian dalam sabuk asteroid sehingga memiliki komposisi berbatu biasa.

Tetapi, asteroid terbesar yang menghantam Bumi lebih mungkin berasal dari sabuk asteroid tengah atau luar, di mana objek CC lebih umum.

Mereka menyimpulkan, asteroid yang memicu kepunahan massal 66 juta tahun yang lalu adalah asteroid sabuk utama yang kemungkinan besar berasal dari luar 2,5 AU.