Disiplin dalam sekolah kerap kali diterapkan dengan kekerasan. Padahal, kekerasan dalam mendidik siswa dapat berakibat buruk pada tumbuh kembang mereka.
Dalam jurnal penelitian berjudul ‘Teacher-Induced Violence in the Classroom and its Effects on the Development of Students: A Phenomenological Analysis’ oleh Senol Sezer, Associate Professor dari Ordu University, Turki menunjukkan kekerasan yang dilakukan guru dapat menurunkan minat belajar, ragu mengikuti pelajaran, hingga meningkatkan keinginan siswa untuk keluar dari sekolah.
Mengajarkan kedisiplinan seharusnya memberikan siswa tanggung jawab atas perbuatannya. Dengan demikian, siswa dapat belajar mana perilaku yang baik dan buruk.
Dikutip dari laman resmi sekolah BPK Penabur, berikut beberapa tips mengajarkan kedisiplinan pada siswa berdasarkan jenis pelanggarannya.
- Terlambat hadir
Sering kali siswa diberi hukuman seperti disetrap di depan kelas saat terlambat hadir. Nah, hukuman seperti ini mungkin bisa memberi efek jera, tapi tidak mendidik. Justru siswa bisa jadi melawan, takut, dan kesal pada gurunya.
Langkah pertama, guru harus mencari tahu penyebab keterlambatan siswa. Jika terlambat hadir, siswa dapat diminta belajar sendiri di perpustakaan sekolah sepanjang sesi pelajaran.
Setelah itu, tanyakan siswa apa yang ia pelajari secara lisan. Bisa dibuat dalam bentuk rangkuman atau penjelasan secara lisan. Berikan batas terlambat, misalnya maksimal tiga kali. Langkah ini lebih bijak, daripada kekerasan.
- Jarang Hadir
Bagi siswa yang kehadirannya kurang dari 80 persen, maka guru dapat memberikan konsekuensi berupa membuat karya tulis ilmiah. Dibanding meminta siswa untuk menulis satu kalimat ratusan kali, tentu ini akan lebih mendidik.
- Tidak Mengerjakan Tugas/PR
Umumnya, hukuman yang diterapkan bagi pelanggaran ini adalah dijemur di halaman sekolah. Siswa tidak akan belajar apa-apa dari hukuman tersebut.
Sebagai gantinya, konsekuensi yang dapat diberikan adalah membuat kliping mengenai suatu topik, mengerjakan latihan soal, merangkum buku yang dibaca di perpustakaan, dan sebagainya. Dengan catatan, siswa tetap mengerjakan tugas/PR tersebut.
- Pakaian Tidak Rapi
Memberi cubitan pada siswa tentu bukan cara yang baik. Jika pakaian siswa tidak rapi, mintalah siswa untuk merapikannya.
- Membuat Kegaduhan di Dalam Kelas
Biasanya yang membuat keributan akan diminta keluar kelas. Cara ini terkadang malah membuat siswa tidak jera.
Tidak jarang, mereka malah senang berada di luar kelas karena bebas dari kegiatan belajar-mengajar. Sebaiknya coba minta siswa yang membuat keributan untuk duduk di kursi bapak/ibu guru. Dengan demikian, mereka dapat belajar untuk tidak mengganggu orang yang sedang berbicara.
- Rambut Panjang
Jika pelanggaran ini terjadi, jangan langsung memotong rambut siswa saat itu juga secara asal-asalan. Sebaiknya, beritahu saja siswa untuk menggunting rambut sepulang sekolah. Kalau belum juga dilaksanakan, guru dapat berkoordinasi dengan pihak orang tua murid.
- Menyontek
Menyontek tentu perbuatan tercela. Konsekuensi yang diberikan bisa berupa pengurangan nilai, atau mengerjakan beberapa paket latihan soal. Ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran sehingga mereka tidak perlu menyontek di kemudian hari.
Demikianlan beragam jenis pelanggan siswa serta cara mendisiplinkannya di sekolah tanpa memberinya hukuman kekerasan. Memberikan konsekuensi dari aksi para siswa dapat membuat mereka belajar bertanggung jawab dari tindakan yang mereka ambil.