in

Satelit Milik BRIN Siap Diluncurkan 2025, Resolusi Sangat Tinggi

Ilustrasi satelit. Foto: AFP

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan 19 satelit komunikasi dan pengamatan bumi Indonesia. Salah satunya ditergetkan meluncur ke angkasa pada 2025.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh BRIN Rahmat Arief, dalam Webinar Kolaborasi Penguatan Ekosistem Industri Satelit Indonesia, beberapa waktu lalu, menuturkan 19 satelit itu akan diluncurkan bertahap.

Satelit-satelit itu terdiri dari empat satelit resolusi tinggi, dua satelit resolusi sangat tinggi, dua satelit radar atau Synthetic Aperture Radar (SAR), 10 satelit untuk satelit konstelasi dengan misi komunikasi yang menggunakan orbit bumi rendah atau Low Earth Orbit (LEO), dan satu satelit geostasioner atau Geostationary Earth Orbit(GEO).

“Ke depan, tahun 2025 BRIN merencanakan untuk meluncurkan satelit resolusi sangat tinggi dan Synthetic Aperture Radar (SAR) di tahun berikutnya satelit resolusi tinggi,” kata Rahmat.

Sementara itu, lanjutnya, penggunaan data satelit radar atau SAR di Indonesia disebut cukup tinggi. Satelit SAR dapat memantau pemrukaan bumi menembus awan, seperti yang sering dilakukan dalam pemantauan permukaan bumi menggunakan data satelit optik.

Dengan kata lain, satelit radar bisa melakukan pemantauan permukaan tanpa gangguan cuaca dan dapat dimanfaatkan dalam kondisi siang dan malam.

Diketahui, semakin tinggi resolusi kamera satelitnya, semakin detil pula citra muka bumi yang bisa ditangkap oleh satelit.

Dikutip dari situs BRIN, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN Robertus Heru Triharjanto menargetkan pihaknya akan memiliki satelit operasional penginderaan jauh resolusi sangat tinggi, meski tak merinci target waktunya.

Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Pusat Riset Penginderaan Jauh (PR Inderaja) BRIN di Pekayon Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam kunjungan tersebut, Heru menyampaikan mengenai Program dan Struktur Kerja Tahun 2022 di Lingkungan ORPA. Dalam paparannya, dia menyampaikan empat program riset berdampak terkait dengan stakeholder yaitu Riset Penerbangan, Riset Satelit, Riset Roket, dan Riset Antariksa.

“Jika proposal kita disetujui, kita akan memiliki Satelit Operasional Penginderaan Jauh VHR Optic dan SAR Near Equatorial sendiri karena selama ini kita adalah pengguna data satelit penginderaan jauh,” tutur Robertus.

Rahmat Arief melanjutkan 10 satelit lainnya, yang merupakan satelit konstelasi dengan orbit rendah bumi, diharapkan dapat memperbaiki koneksi komunikasi di Indonesia dan menjamin pengiriman data dari masing-masing satelit.

Satelit tersebut akan berguna terutama untuk akuisisi atau penyediaan data pemantauan permukaan bumi untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, perkebunan, lingkungan, perikanan, dan bencana alam.

Menurut Rahmat, data dari satelit dengan resolusi sangat tinggi memungkinkan untuk memvisualisasikan permukaan bumi dengan lebih detail seperti bangunan, jalan, atau pepohonan sehingga akan sangat bermanfaat. Termasuk juga untuk pemetaan perkotaan, lahan, pertanian, dan manajemen bencana alam.