Mencukur atau mencabut bulu ketiak biasanya dilakukan untuk mempercantik penampilan. Banyak juga yang mengklaim mencabut bulu ketiak juga bisa mengurangi bau keringat. Namun, cukur bulu ketiak juga memiliki risiko bahaya. Hal itu karena bulu ketiak selain melindungi kulit dari kotoran dan bakteri, ia juga berfungsi melindungi ketiak dari zat racun dari luar tubuh.
Dilansir laman medlineplus.gov, dengan mencukur bulu ketiak, luka kecil pada permukaan ketiak bisa saja muncul. Pori-pori di daerah ketiak akan semakin membesar. Hal inilah yang memungkinkan racun dan zat-zat kimia dari berbagai produk mudah masuk ke dalam lapisan kulit.
Sementara lipatan daerah ketiak merupakan tempat berkumpulnya kelenjar getah bening. Kelenjar ini dapat membawa racun dan zat kimia dari luar tubuh ke bagian tubuh lainnya. Hingga akhirnya muncul benjolan ketiak. Benjolan ini bisa diakibatkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening, infeksi, atau kista.
Dalam mekanisme kerjanya, kelenjar getah bening akan membesar saat bekerja mengalirkan zat-zat yang diterima permukaan kulit. Jika kelenjar getah bening membesar, maka bisa jadi tanda limfoma.
Jika kelenjar getah bening terasa tidak sakit dan juga tidak mengalami pembengkakan maka itu artinya tidak ganas. Kondisi itu bisa surut dan hilang dari waktu ke waktu.
Selain itu, seseorang yang sering mencukur bulu ketiak juga dapat mengalami hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi adalah kondisi terjadinya penggelapan kulit pada area ketiak. Hal ini terjadi karena proses pencabutan bulu.