Perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, mengumumkan perluasan jangkauan area dari layanan internet Starlink yang sudah bisa diakses di 32 negara.
Pengumuman tersebut dilayangkan melalui akun Twitter resmi SpaceX. Adapun negara-negara yang kini berada dalam jangkauan area layanan internet Starlink, meliputi Inggris, Perancis, Spanyol, Portugal, Denmark, Jerman, Mexico, dan lainnya.
Pengguna dari negara tersebut yang telah memesan layanan Starlink bakal segera mungkin bisa mendapatkan akses internetnya. Masih pada unggahan Twitter SpaceX, disertakan pula tautan berisi peta jangkauan area Starlink (Starlink Map).
Saat mengunjungi tautan Starlink Map, tampak peta wilayah dengan status ketersediaan layanan internet Starlink yang disimbolkan dengan tiga warna, yakni biru muda, biru, dan biru dongker.
Warna biru muda mewakili wilayah yang telah tersedia layanan Starlink. Wilayah dengan warna biru artinya layanan sudah bisa dipesan, tapi masih berada dalam daftar tunggu (waitlist).
Sedangkan warna biru dongker merupakan simbol untuk wilayah-wilayah yang belum terjangkau layanan Starlink, salah satunya seperti Indonesia. Pada peta tersebut juga ditampakkan kapan layanan Starlink bakal hadir di wilayah dengan warna biru dongker.
Untuk wilayah di Indonesia, Starlink Map menunjukkan bahwa layanan bakal hadir pada 2023, tapi tidak dijelaskan secara spesifik mengenai tanggal dan bulannya.
Meski rencananya baru dirilis tahun depan, layanan internet Starlink sudah bisa dipesan calon pengguna di Indonesia melalui situs web https://www.starlink.com/.
Pada kolom pencarian di situs tersebut, pengguna bisa memasukkan alamat domisili mereka dan klik opsi “Order Now”. Selanjutnya, pengguna diminta untuk mengisi data pemesanan, seperti seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon, e-mail, dan sebagainya.
Kemudian, pengguna juga perlu untuk membayar uang deposit pemesanan layanan sebesar 99 dollar AS atau sekitar Rp1,4 juta (kurs Rp14.400). Pembayaran hanya bisa dilakukan lewat kartu kredit dan dana dapat dikembalikan tak jadi langganan Starlink.
Layanan internet Starlink mungkin masih belum terdengar familiar bagi pengguna di Tanah Air. Untuk itu, bagi pengguna yang belum memahami apa itu layanan internet Starlink, coba simak penjelasan di bawah ini terlebih dahulu,
Apa itu layanan internet Starlink?
Sebagaimana sempat disinggung di awal, Starlink merupakan layanan internet yang diselenggarakan oleh SpaceX, sebuah perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk.
Layanan internet Starlink disalurkan ke pengguna menggunakan satelit luar angkasa yang dikembangkan oleh SpaceX. Baru-baru ini, SpaceX sendiri telah meluncurkan sebanyak 53 satelit Starlink ke luar angkasa.
Sebagai sebuah layanan internet, Starlink sudah dikenalkan ke publik sejak tahun 2018. Hingga kini, terdapat hampir 2.000 satelit Starlink yang berhasil diorbitkan ke luar angkasa menggunakan roket milik SpaceX, yakni Falcon 9.
Dengan satelit tersebut, Starlink berjanji akan menyediakan layanan internet jaringan broadband berkecepatan tinggi dengan jangkauan area yang luas, bahkan pada lokasi terpencil sekalipun.
Dikutip dari laman resmi Starlink, saat berlangganan Starlink, pengguna bakal memperoleh dua perangkat untuk mengakses layanan internet, yakni antena penangkap sinyal satelit (Starlink Base) dan WiFi Router. Lalu, apa kegunaan satelit Starlink tersebut?
Satelit Starlink yang berada di luar angkasa akan memancarkan jaringan broadband ke bumi. Setelah itu, jaringan tersebut bakal ditangkap oleh antena yang dipasang di rumah pengguna, kemudian disalurkan ke perangkat WiFi Router untuk dibagikan ke gadget.
Dengan proses seperti itu, layanan Starlink secara sederhana beroperasi mirip dengan layanan internet yang cukup banyak tersedia di Indonesia, misalnya Indihome. Layanan internetnya sama-sama dibagikan melalui sambungan WiFi Router.
Bedanya, Starlink membagikan jaringan broadband dengan memanfaatkan satelit luar angkasa, bukan lewat kabel fiber optic yang biasa dipakai oleh kebanyakan operator di Indonesia.
Sementara itu, kecepatan akses internet yang ditawarkan Starlink berkisar pada angka 100 Mbps hingga 200 Mbps, dengan waktu transfer data atau latensi 20 ms. Untuk cakupan area Starlink, dikatakan bisa menyentuh hingga daerah-daerah pelosok.